Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Rizki

Mahasiswa

Pemuda Penerus Ulama

Diperbarui: 25 Januari 2021   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Muhamad Rizki

Dalam kehidupan kita, sering mendengar istilah ulama. Ulama adalah seorang pemuka agama, seorang da'i (pendakwah) dan pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan, baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Ulama sangatlah berperan penting dalam kehidupan dan peradaban manusia, khususnya dalam hal atau masalah keagamaan. 

Tanpa adanya ulama kita tidak akan bisa mengetahui arah dan jalan yang benar dalam menjalankan perintah dan aturan agama, ulama lah yang berpengaruh terhadap arah dan jalan kita kepada sesuatu yang benar.

Sejarah mencatat, ketika Rasulullah SAW telah wafat, para sahabat menjadi rujukan umat dalam setiap urusan, baik menyangkut agama, politik, dan sosial. Setelah sahabat tidak ada, generasi selanjutnya ialah tabi'in yang disebut juga generasi salaf, atau yang sering disebut salafus shalih. Dan setelah itu ulama mutaqaddimin. Mereka semua mendapat pengakuan langsung dari Allah SWT dan Rasulullah SAW. Predikat yang diberikan Rasulullah kepada generasi berikutnya ialah ulama'i ka an-nabi bani isra'il (ulama dari kalangan umatku seperti para Nabi di kalangan Bani Israil).

Dari pengakuan dan predikat yang dinyatakan langsung oleh Nabi Muhammad tersebut menegaskan keistimewaan ulama dari kalangan umat Nabi SAW yang sebanding dengan Nabi di kalangan Bani Israil. Dari petunjuk tersebut, tidak ada alasan bagi umat Nabi Muhammad untuk tidak mengikuti ulama yang merupakan pewaris para Nabi. 

Kriteria ulama yang dapat diikuti tentu saja yang mewarisi akhlak Nabi Muhammad dan mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik dengan ilmu-ilmu yang dimilikinya, tidak membuat kerusakan di muka bumi, mampu hidup berdampingan dengan sesama makhluk Allah SWT, dan lain sebagainya.

Istilah ulama sendiri merujuk kepada seseorang yang mumpuni dalam bidang ilmu agama, berakhlak baik, menjadi teladan hidup bagi masyarakat, dan sifat-sifat mulia lainnya. Ulama senantiasa mengisi sendi-sendi kehidupan dengan laku positif yang berdampak kebaikan secara luas. Keberadaan ulama mendatangkan rahmat, bukan laknat. 

Dakwahnya juga merangkul, bukan memukul, mengajak bukan mengejek. Habib Luthfi dalam buku yang sama menyebutkan hadits Riwayat Ad-Dailami dari Anas r.a, Rasulullah SAW bersabda: ittabi'ul ulama'a fainnahum suruuhud dunyaa wamashaa biihul akhirah. "Ikutilah para ulama karena sesungguhnya mereka adalah pelita-pelita dunia dan lampu-lampu akhirat." (HR Ad-Dailami).

Hadits di atas tentu saja semakin memperkuat pengakuan Rasulullah terhadap para ulamanya. Namun, saat ini sebagian masyarakat tidak sedikit yang terjebak dengan simbol-simbol agama yang melekat melalui pakaian seseorang. Akibatnya, meskipun seorang itu tidak berilmu, bahkan secara perilaku dan ucapan tidak mencerminkan akhlak mulia, tetapi kerap diikuti sebagai seorang yang dianggap mengerti agama. Na'udzubillah. 

Konsep ulama menurut Muhammad Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir Al-Misbah adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang jelas terhadap agama, Al-Qur'an, ilmu fenomena alam. Pengetahuan tersebut mengantarkan seseorang memiliki rasa khasyyah (takut) kepada Allah. Ulama juga mempunyai kedudukan sebagai pewaris Nabi yang mampu mengemban tugas-tugasnya serta memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah.
Ulama adalah orang terbaik dan terpilih oleh Allah SWT, yang diberi kepercayaan sebagai perantara untuk menyebar dan menebar kebaikan serta kemaslahatan bagi umat manusia di dunia, khususnya dalam agama Islam sendiri. Kita semua juga sudah tahu dan pernah mendengar istilah bahwa Ulama adalah penerus atau pewaris Nabi. Hal ini diketahui berdasarkan sebuah hadits panjang yang diriwayatkan dari jalur Abu Darda, sebagai berikut:
 
"Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Orang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi sampai ikan di air. Keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Para ulama itu pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham. Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Siapa yang mengambil ilmu itu, maka telah mendapatkan bagian yang paling banyak."

Dilansir dari laman Mawdoo, dijelaskan bahwa salah satu ciri dan keutamaan terbesar dari para ulama adalah karena mereka ahli waris para nabi. Mereka tidak mewarisi uang atau barang darinya dari hal-hal duniawi, melainkan ilmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline