Lihat ke Halaman Asli

Mufid Muhammad

Finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2022

"Kedai Kopi Multillingual" Pertama di Indonesia, Sensasi Baru Pesan Menu Pakai Bahasa Daerah

Diperbarui: 9 Agustus 2022   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyelenggara gema bahasa (dok: penulis)

Dalam rangka menuju peringatan Hari Masyarakat Adat Internasional serta upaya pelestarian bahasa daerah di Indonesia, Finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2022 menggandeng Kopi & Kamu Cipete untuk menginisiasi program inovasi, yakni Kedai Kopi Multilingual pertama di Indonesia yang baru saja diluncurkan pada 6 Agustus 2022.  

Program ini menawarkan pengalaman baru dalam memesan minuman dengan menggunakan bahasa daerah (6/8/2022). 

Sebagai Ibukota Negara Repbulik Indonesia, DKI Jakarta telah menjadi primadona bagi para pendatang yang mencari peruntungan nasib dan harapannya. Hal ini membuat DKI Jakarta tidak hanya dihuni oleh sekelompok suku atau golongan saja. 

Berdasarkan data yang terhimpun oleh Badan Pusat Statistik tahun 2010, tercatat ada beragam suku yang menyebar di DKI Jakarta seperti suku Jawa (3,453 juta jiwa), suku Sunda (1,4 juta), suku Betawi (2,7 juta), dan lain-lain. 

Kondisi Multikulturalisme yang ada menjadi tantangan baru terhadap penggunaan bahasa daerah yang mulai sedikit digunakan karena adanya keberagaman bahasa daerah yang ada. 

Kedai Kopi Multilingual merupakan program inovasi pertama di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, yang memberikan wadah bagi generasi muda agar dapat menuturkan bahasa daerah ketika melakukan transaksi pembelian di kedai kopi. 

Kedai Kopi Multilingual yang akan diadakan dari tanggal 6 sampai dengan 14 Agustus 2022 ini diselenggarakan oleh Finalis Duta Bahasa DKI Jakarta 2022 melalui Krida Gema Bahasa: Gerakan Bersama Melestarikan Bahasa Daerah. 

Para finalis yang tergabung sebagai penyelenggara program tersebut beranggotakan Mufid Muhammad, Arsyiela Azzahra, M. Rifqi Al Muiz, Daffa Aqilah, Anisya Septia, dan Ruth Gracia.

"Program ini merupakan rangkaian dari Gema Bahasa: Gerakan Bersama Melestarikan Bahasa Daerah di Indonesia yang diinisiasi oleh tim untuk mengajak generasi muda agar dapat mengenal kembali bahasa daerah asal dan mempelajari bahasa daerah lain melalui kedai kopi," kata Mufid Muhammad, selaku ketua penyelenggara Gema Bahasa. 

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuis jajak pendapat yang dibuat oleh penyelenggara, mayoritas responden yang berusia 16-25 tahun menganggap bahwa minimnya pengetahuan terkait bahasa daerah antarsuku serta lingkungan yang tidak mendukung adanya penggunaan bahasa daerah karena kondisi kehidupan multikulturalisme di DKI Jakarta. 

Hal inilah yang menjadi latar belakang atas terselenggaranya Krida Gema Bahasa ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline