Lihat ke Halaman Asli

Muchamad Iqbal Arief

Independent Content Writer

Warisan untuk Anak: Membangun Gunung Emas lewat Tabungan Emas

Diperbarui: 26 Mei 2025   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang Wanita sedang menampilkan Aplikasi Pegadaian (Sumber: Optimasiin)

Bayangkan 20 tahun ke depan. Uang yang Kamu simpan di rekening hari ini mungkin sudah tergerus inflasi. Tapi ada satu aset yang tetap bertahan: emas. Bukan sekadar perhiasan atau simpanan sementara, emas bisa jadi warisan berharga untuk masa depan anak-anakmu. Bagaimana caranya? Mari kita telusuri bersama.  

Emas: Tameng Anti-Inflasi untuk Generasi Penerus  

Kamu pasti pernah dengar cerita orang tua yang menyimpan uang di bawah kasur, tapi nilainya tinggal separuh karena harga kebutuhan melambung. Ini bukan dongeng, tapi risiko nyata uang tunai. Berbeda dengan emas yang dalam 10 tahun terakhir naik rata-rata 10-12% per tahun (World Gold Council, 2024).  

Contoh konkret:  

- 1 gram emas (2025) ≈ Rp. 1.900.000  

- 1 gram emas (2035, proyeksi) ≈ Rp. 3.100.000  

Artinya, emas yang Kamu simpan hari ini bisa membiayai biaya masuk perguruan tinggi anak kelak.  

Kisah Saya dan "Gunung Emas" Rp500 Ribu/Bulan  

Saya mulai menabung emas di Pegadaian tahun 2020 dengan Rp500 ribu/bulan. Awalnya ragu: "Apa cukup untuk masa depan?" Ternyata, inilah perkembangannya:  

- Tahun ke-1: Terkumpul 6 gram (Rp 6 juta)  

- Tahun ke-5: Nilainya melesat jadi Rp 9,5 juta  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline