Lihat ke Halaman Asli

Langit Cerah di Atas Aula

Diperbarui: 13 Juni 2025   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang itu menjelang sore. Udara panas menyisakan bayang-bayang pepohonan yang merayap pelan di dinding madrasah. Di depan ruang UKS, Hartawan berdiri diam, tangan menyentuh saku celana, sementara tatapannya mengarah pada para pekerja bangunan yang sedang membongkar atap aula lama.

"Krekk... Kraaak..."
Suara seng yang dilepas satu per satu dari rangka kayu memecah keheningan. Serpihan debu beterbangan, berbaur dengan aroma logam dan kayu tua yang menguar ke udara. Sesekali, angin membawa bau cat dari dinding yang baru dicat ulang di sisi barat gedung. Cahaya matahari memantul dari lembaran seng yang disusun rapi di tanah, membuat mata harus menyipit jika terlalu lama memandangnya.

Langkah pekerja terdengar berat di atas rangka baja. Hartawan memperhatikan bagaimana setiap gerakan mereka seolah terukur, penuh kehati-hatian. Aula ini bukan sembarang bangunan. Di sinilah dulu tempat siswa menangis saat perpisahan, tertawa saat pentas seni, bersujud khusyuk saat pesantren kilat Ramadan, dan menatap harap saat menerima penghargaan.

Sudah waktunya aula ini direvitalisasi, pikirnya.

Rencana besar itu mulai terlihat wujudnya. Konstruksi atap akan diperluas dan ditinggikan, sejajar dengan atap gedung-gedung sekelilingnya. Hal ini tidak hanya memberi ruang lebih untuk sirkulasi udara dan cahaya, tapi juga memastikan pantulan sinar matahari tak lagi masuk ke ruang-ruang kelas lantai dua. Koridor atas pun kini akan menyuguhkan pemandangan lapang ke arah halaman bawah---lebih luas, bersih, dan estetik.

Namun, lebih dari tampilan fisik, Hartawan paham bahwa aula ini kini akan menjalani fungsinya yang paling penting: menjadi jantung kehidupan madrasah.

Dengan desain baru, aula akan digunakan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan akademik dan non-akademik, seperti seminar, pelatihan guru, workshop, hingga diskusi siswa. Bahkan evaluasi tengah dan akhir semester, serta pelaksanaan ANBK dan AKMI akan lebih leluasa jika aula dibutuhkan sebagai ruang utama.

Upacara dan apel dalam ruangan bukan lagi sekadar opsi darurat, tetapi solusi yang nyaman saat cuaca tidak bersahabat. Beratap tinggi dan berpendingin alami, aula siap menampung ratusan siswa tanpa mengorbankan kenyamanan.

Ibadah berjamaah kini juga lebih leluasa dilaksanakan. Dengan ruang yang luas, pelaksanaan pesantren kilat, salat duha, hingga tarawih berjamaah akan terasa lebih hikmat.

Aula juga akan menjadi ruang pentas seni dan perpisahan siswa yang lebih profesional. Dengan tata akustik yang lebih baik dan panggung yang tertata rapi, setiap pertunjukan akan tampak lebih berkelas dan bermakna.

Untuk latihan ekstrakurikuler indoor, aula menjadi andalan utama saat hujan turun atau panas terlalu terik. Kegiatan paskibra, pramuka, PMR, seni tari, dan teater bisa berlangsung tanpa gangguan cuaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline