Lihat ke Halaman Asli

Momon Sudarma

Penggiat Geografi Manusia

Borneo FC, Leverkusen dan Liverpool, Bagaimana Menafsirnya?

Diperbarui: 28 April 2024   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : bola.komps.com

Sudah berulangkali bahasan, Bayer 04 Leverkusen memang luar biasa. Sampai pada pertandingan ke-31 di Bunderliga, Bayer Leverkusen bisa bertahan, dan mempertahankan, bukan hanya posisinya di puncak klasemen, tetapi juga, menjadi tim sepakbola terpanjang dalam mempertahankan status tak terkalahkan ! melebihi Juventus !

Lantas, apa tafsirnya, atau apa rahasianya ?

Apakah timnya dihuni oleh bintang bola, atau megabintang bola, atau superstar sepakbola dunia ? nyatanya tidak demikian. Megabintang sepakbola pada tahun ini, masih banyak menghuni di liga-liga Spanyol atau Inggris.  Tim yang disebut oleh Xabi Alonso ini, memiliki kemampuan dibawah megabintang namun memiliki semangat atau spirit juang yang sangat luar biasa.

Sekali lagi, lantas apa yang menjadi kunci soal sehingga mereka mampu mempertahankan kemampuan dan konsisten dalam perjuangan dan semangat juang yang tinggi ?

Sejumlah analisis sudah muncul. Tetapi, bisa jadi, kendatipun terasa klasik, namun nyatanya haruslah tetap dikedepankan. Maksudnya, teori motivasi, yang menekankan semangat dan kegairahan tim menjadi kunci dalam menjaga kualitas dan konsistensi kemampuan ini. 

Bayer Leverkusen memiliki 'ruang' terbuka dan membuka ruang kian terbuka, dengan harapan membuat sejarah baru. Setelah berpuluh tahun, tidak mampu meraih posisi puncak dalam persepakbolaan, saat ini, mereka sedang ada di jalur yang  benar, untuk mewujudkannya.

Ruang terbuka inilah, yang dapat disebut sebagai ruang-gairah yang menggelora dan membuncah. Pasukan dengan julukan Die Werkself menunjukkan alasan kenapa mereka mampu menyegel titel Bundesliga 2023-2024 sejak pekan ke-29 silam, namun kegairahan untuk tetap menjaga ritme dan kekompakan terus terjadi.

Perhatikan di klub liga Indonesia ? Borneo FC yang sudah memiliki tiket juara dalam klasemen liga 1 (24/4/24), malah kemudian mengalami kehancuran konsistensinya di 3 pertandingan terakhir. Mungkin benar, jika titel juara sudah ada di jari-manis Borneo FC.  Sehingga mereka bisa memainkan lapis kedua, ketiga atau apapun strategi tim dan pelatihnya. Hal itu adalah hak dan strategi yang mereka bisa pilih dan lakukan. Andaipun, karena sejumlah pemain berada di luar, hal itu menunjukkan tim dari klub di negeri kita, cenderung belum merata, dan masih bergantung pada sejumlah pemain. Mungkin ini yang menjadi pekerjaan rumah kita selanjutnya.

Namun menariknya, hal itu tidak terjadi pada Bayer Leverkusen. Kendati titel juara sudah di kunci di pekan 29, namun semangat dan mempertahankan performa tim terus berlanjut, dan kemudian masih terus memosisikan diri sebagai tim yang sangat-wajib di perhitungkan oleh  lawan. 

Bisa jadi, hal itu penting bagi Leverkusen. Karena mereka bukan saja, bermimpi meraih juara di liga, melainkan bisa masuk ke liga yang jauh lebih tinggi dari itu, yaitu Liga Champions itu sendiri. Untuk konteks target terjauh itulah, maka semangat dan performa permainan harus tetap di jaga. Apalagi, jika kemudian, mereka memimpikan untuk bisa meraih trible winner atau yang lainnya. Dengan target dan cita yang melangit itulah, maka penampilan menjadi tetap harus di jaga.

Cukup aneh memang. Jika melihat Borneo FC mulai menurun kemampuannya di akhir penghujung klasemen. Kemudian Liverpool mulai terseok-seok di ujung periode kali ini. Tetapi, Bayer leverkusen  masih tetap berjaya dan digjaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline