Lihat ke Halaman Asli

Ketika Desain Buruk Menghancurkan Kode Yang Baik

Diperbarui: 13 Mei 2025   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehancuran Kode Sumber: Ilustrasi Ai

Dalam dunia rekayasa perangkat lunak, sering kali fokus utama pengembangan diarahkan pada seberapa cepat aplikasi bisa berjalan atau seberapa banyak fitur dapat ditambahkan. Sayangnya, aspek desain perangkat lunak---yang seharusnya menjadi fondasi penting dalam membangun sistem---sering kali diabaikan. Padahal, desain yang buruk dapat menghancurkan kode yang baik. Tidak peduli seberapa hebat tim programmer, jika arah desainnya salah sejak awal, maka yang dihasilkan hanyalah tumpukan kode yang tidak terstruktur, sulit dikembangkan, dan mudah menimbulkan error.

Apa Itu Desain Perangkat Lunak?

Desain perangkat lunak adalah proses menerjemahkan kebutuhan sistem (requirement) ke dalam bentuk arsitektur dan representasi teknis yang dapat digunakan oleh tim pengembang untuk menulis kode. Desain bukan sekadar sketsa kasar; ia mencakup struktur modul, alur data, pemilihan pola desain, dan pemetaan fungsi-fungsi utama agar sistem berjalan secara terorganisir.

Desain perangkat lunak yang baik memperhatikan aspek modularitas, keterkaitan antar komponen, keterpisahan tugas (separation of concerns), dan skalabilitas. Dalam konteks ini, desain menjadi jembatan antara kebutuhan pengguna dan implementasi teknis.

Mengapa Desain yang Buruk Berbahaya?

Desain yang buruk bisa muncul dalam berbagai bentuk: struktur modul yang saling tumpang tindih, kurangnya dokumentasi, tidak adanya pola yang jelas, hingga arsitektur sistem yang tidak scalable. Semua ini akan berdampak langsung pada fase pengkodean dan pemeliharaan perangkat lunak.

Berikut beberapa akibat dari desain yang buruk:

  1. Meningkatkan Kompleksitas Kode: Ketika struktur sistem tidak jelas, pengembang akan menulis kode berdasarkan asumsi pribadi. Hasilnya adalah sistem yang tidak konsisten dan sulit dipahami oleh anggota tim lain.

  2. Sulit Dipelihara: Desain yang tidak modular membuat perbaikan bug atau penambahan fitur menjadi sangat sulit. Perubahan kecil pada satu bagian dapat berdampak besar pada bagian lainnya.

  3. Memicu Kegagalan Proyek: Banyak proyek perangkat lunak gagal bukan karena kurangnya keterampilan teknis, tetapi karena kesalahan pada desain awal. Tanpa fondasi desain yang baik, sistem mudah runtuh saat diperluas atau digunakan oleh banyak pengguna.

  4. Membebani Biaya Pengembangan: Semakin kompleks sistem akibat desain buruk, semakin besar pula biaya untuk debugging, refactoring, dan pengujian ulang. Biaya ini biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan jika desain dilakukan dengan benar sejak awal.

Studi Kasus: Ketika Desain Menghancurkan Kode

Sebuah perusahaan e-commerce lokal pernah mengembangkan sistem pemesanan barang dengan cepat, namun hanya bertahan enam bulan sebelum mengalami kegagalan. Masalah utamanya? Arsitektur monolitik yang dibuat tanpa perencanaan modul yang baik. Ketika pengguna mulai meningkat, sistem menjadi lambat, sulit di-maintain, dan sering crash.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline