Kau datang seperti matahari pagi,
membawa cahaya yang lembut, hangat,
tapi aku adalah awan yang menutupi,
menyembunyikan sinarnya, meski tanpa sengaja.
Kau mencintaiku seperti hujan yang turun lembut,
menyentuh bumi yang kering dengan kasih,
tapi aku adalah tanah yang tak bisa menyerap,
hanya menahan air tanpa memberi ruang untuk tumbuh.
Kau adalah bunga yang mekar penuh warna,
berharap aku menjadi taman yang memelukmu,
tapi aku adalah angin yang terus menerbangkan kelopak,
menghancurkan harapanmu tanpa pernah bermaksud.
Kau sayang padaku seperti peluk malam yang tenang,
mencari kedamaian dalam pelukan hangatmu,
tapi aku adalah bayangan yang selalu menjauh,
menyisakan rasa sepi yang mengiris di dalam hati.
Semakin kau menyayangiku, semakin aku menjauh,
seperti lautan yang tak bisa dipeluk pantai,
semakin kau memberi, semakin aku tak tahu cara menerima,
menyakitimu tanpa sadar, dalam diam yang tak terucap.
Hanya ribuan rapalan kata maaf yang dapat kupersembahkan.
27 Ramadhan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI