Lihat ke Halaman Asli

Mochamad Syafei

TERVERIFIKASI

Menerobos Masa Depan

Pemain Belakang Politik, Melihat Demokrat AHY

Diperbarui: 7 Maret 2021   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Permainan politik itu harus cantik. Tanpa permainan cantik, Anda akan dipermainkan politik itu sendiri. Serangan Anda yang Anda kira akan menghabisi musuh cuma menerpa angin dan akan menghujam pada muka sendiri. Anda kalah secara politik. 

Pengalaman politik yang akan membawa Anda bermain politik secara cantik. Tanpa banyak pasukan, Anda dapat menang dengan mudah. Bukan mengalahkan musuh tentunya. Cukup ajak mereka menjadi pasukan Anda juga. Tanpa mereka menyadarinya. 

Teriakan teriakan nyaring Anak muda minus pengalaman politik hanya bikin gaduh saja. Mereka mengaum di padang savana. Hanya membentur angin padang dan akan mengantarkan kembali menjadi gema. Bising tanpa makna. 

Anas Urbaningrum itu pendiam. Tak banyak bicara. Orang bilang Anas itu prototipe SBY. Sama-sama pendiam. Panglima yang ahli strategi. Bukan orator ulung yang melambung tinggi minus isi. 

Di bawah SBY, Demokrat memang berjaya. Karena SBY memiliki pemain belakang yang lihai dan pandai bermain cantik. Orang-orang yang sangat dipenuhi pengalaman politik mumpuni. 

Saya tak ingin menyebutkan nama orang orang itu. Biar tulisan ini enak dibaca saja. Kecuali dua orang panglima Demokrat yang saya kira paling hebat yaitu SBY dan Anas Urbaningrum. 

Kecerdikan Anas memang sudah terlihat ketika masih bertarung di HMI. Dan kecerdikan politik itu semakin terasah ketika bergabung dalam Demokrat. Anas Urbaningrum membentuk pasukan belakang yang super canggih. Sehingga gerakan nya lincah dan mampu menusuk ke jantung pertahanan lawan. 

Bukan Anas Urbaningrum yang menjadi anak emas SBY waktu itu. Dan seperti nya mereka terlalu yakin bahwa Andi Mallarangeng akan menang mudah karena dukungan SBY. 

Tidak. Mereka salah strategi. Karena Anas Urbaningrum punya pemain belakang yang hebat. Bukan tukang teriak yang bisa bikin bising. Tapi pasukan belakang yang bekerja dalam diam. 

Orang pun kaget ketika Andi Mallarangeng dibikin keok.  Itulah politik. Bukan soal di permukaan belaka. Bukan persoalan pasukan garis depan saja. Bukan keberanian untuk berteriak-teriak saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline