Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemain Belakang Politik, Melihat Demokrat AHY

7 Maret 2021   05:25 Diperbarui: 7 Maret 2021   06:51 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permainan politik itu harus cantik. Tanpa permainan cantik, Anda akan dipermainkan politik itu sendiri. Serangan Anda yang Anda kira akan menghabisi musuh cuma menerpa angin dan akan menghujam pada muka sendiri. Anda kalah secara politik. 

Pengalaman politik yang akan membawa Anda bermain politik secara cantik. Tanpa banyak pasukan, Anda dapat menang dengan mudah. Bukan mengalahkan musuh tentunya. Cukup ajak mereka menjadi pasukan Anda juga. Tanpa mereka menyadarinya. 

Teriakan teriakan nyaring Anak muda minus pengalaman politik hanya bikin gaduh saja. Mereka mengaum di padang savana. Hanya membentur angin padang dan akan mengantarkan kembali menjadi gema. Bising tanpa makna. 

Anas Urbaningrum itu pendiam. Tak banyak bicara. Orang bilang Anas itu prototipe SBY. Sama-sama pendiam. Panglima yang ahli strategi. Bukan orator ulung yang melambung tinggi minus isi. 

Di bawah SBY, Demokrat memang berjaya. Karena SBY memiliki pemain belakang yang lihai dan pandai bermain cantik. Orang-orang yang sangat dipenuhi pengalaman politik mumpuni. 

Saya tak ingin menyebutkan nama orang orang itu. Biar tulisan ini enak dibaca saja. Kecuali dua orang panglima Demokrat yang saya kira paling hebat yaitu SBY dan Anas Urbaningrum. 

Kecerdikan Anas memang sudah terlihat ketika masih bertarung di HMI. Dan kecerdikan politik itu semakin terasah ketika bergabung dalam Demokrat. Anas Urbaningrum membentuk pasukan belakang yang super canggih. Sehingga gerakan nya lincah dan mampu menusuk ke jantung pertahanan lawan. 

Bukan Anas Urbaningrum yang menjadi anak emas SBY waktu itu. Dan seperti nya mereka terlalu yakin bahwa Andi Mallarangeng akan menang mudah karena dukungan SBY. 

Tidak. Mereka salah strategi. Karena Anas Urbaningrum punya pemain belakang yang hebat. Bukan tukang teriak yang bisa bikin bising. Tapi pasukan belakang yang bekerja dalam diam. 

Orang pun kaget ketika Andi Mallarangeng dibikin keok.  Itulah politik. Bukan soal di permukaan belaka. Bukan persoalan pasukan garis depan saja. Bukan keberanian untuk berteriak-teriak saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun