Partisipasi audiens sebelum memasuki era digital lebih pasif dibanding saat ini, dulu audiens hanya duduk, mendengarkan dan menerima informasi yang disebarkan melalui media mainstream seperti radio, televisi atau koran. Komunikasi yang terbangun juga satu arah, dari produsen ke konsumen. Kondisi ini berbeda seiring dengan kemunculan internet dan berkembangnya teknologi digital, perubahan konsumsi dan produksi media berubah sangat signifikan. Siapapun bisa menjadi bagian dari proses komunikasi baik sebagai penerima atau pembuat dan pengirim pesan.
Jalan terbuka bagi audiens untuk ikut partisipasi langsung dengan ruang lingkup media ini adalah karena faktor media sosial, platform video dan jejaring daring lainnya. Khalayak dengan mudah dapat langsung memberikan reaksi dengan cara berkomentar, berbagi, bahkan membuat konten sendiri. Masuk di era digital ini secara tidak langsung juga memuat bias fungsi antara produsen dan konsumen. Audiens yang dulu posisinya hanya sebagai konsumen tetapi sekarang bisa tutut aktif, kritis dan mempunyai kekuatan dalam membentuk perbincangan di sosial.
Pembeda antara media digital dengan konvensional terdapat pada pola interaktif yang terbangun, media digital komunikasi bukan lagi satu arah tetapi sudah bisa memberi reaksi terhadap konten atau informasi yang diterima khalayak melalui fitur seperti komentar, tombol like atau suka hingga bisa ikut serta untuk menyebarkan informasi. Bahkan interaksi ini bisa dilakukan juga dalam format siaran langsung.
Media digital memberikan pengalaman baru, salah satunya adalah sifatnya yang personal. Algoritma yang tersusun di youtube, instagram, X atau tiktok secara langsung akan menyesuaikan dengan keinginan dan kebiasaan penggunanya. Sehingga dengan situasi ini terjalin kedekatannya lebih intens dan mendorong partisipasi audiens dengan produsen hingga membuat komunikasinya lebih cair dan dinamis.
Perlu diketahui lebih mendalam, partisipasi audiens tidak sebatas memberi komentar atau memberikan like saja, sekarang mereka bisa membuat konten sendiri melalui tulisan, video hingga membuat stiker atau meme. Ini yang disebut dengan user generated content, maksudnya audiens bisa menjadi pencipta informasi bukan sekedar penikmat.
Audiens di era digital juga bisa berkontribusi dalam gerakan sosial melalui media sosial berupa penggunaan tagar, petisi daring, postingan viral yang berpartisipasi untuk mendukung isu-isu masyarakat dan bagian dari gerakan perubahan. Misalkan melalui citizen journalism yang ikut serta memberikan informasi terkait peristiwa yang terjadi atau melengkapi informasi sebelumnya. Ini adalah bukti bahwa audiens sekarang lebih peduli dan sadar akan perubahan.
partisipasi audiens merupakan bagian dari komunikasi di era digital yang saling terkoneksi, komunikasi tidak lagi linier atau didominasi oleh satu kelompok, tetapi sudah terjadi keterbukaan, adanya dialog yang terbangun dan semuanya ditentukan oleh interaksi yang terus terjalin. Melalui ekosistem media ini, perilaku audiens menjadi indikator utama dalam mengukur cara pesan diproduksi, diterima dan direspons.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI