Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Reinkarnasi (Bab 19)

Diperbarui: 15 November 2018   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.moondanceroriginals.com

Bab 18

Raja menghentikan gerakan cangkulnya. Dari jauh dilihatnya Citra berjalan menyusur pematang. Membawa keranjang makanan untuk makan siang. Sedari pagi dia bekerja di sawah. Mencangkul, membenahi pematang, mengalirkan air dan menyiangi rumput.

Raja tersenyum malu dan geli. Untuk 2 hal. Bunyi kencang di perutnya dan cara berjalan Citra di pematang. Raja malu sendiri terhadap rasa lapar yang bukan main sekaligus geli melihat gadis itu berjalan begitu pelan. Takut terpeleset.  Semalam hujan. Pematang menjadi licin.

Bayangkan, penjelmaan putri raja besar menjinjing keranjang, melewati pematang dan berjalan tertatih-tatih membawakannya makan siang. Luar biasa. Raja masih belum paham kisah ini nanti akan berakhir seperti apa.

Tak penting! Baginya yang utama adalah bisa terus bersama gadis ini. Melindungi dan mencintainya. Kembali Raja tersenyum. Kali ini senyum hangat penuh kasih dan cinta.

----

Kapten Sandro berdiri tertatih-tatih dibantu oleh Feng Siong masuk ke dalam mobil. Rasa nyeri yang luar biasa di lehernya belum bisa membuatnya tegak berdiri kembali. Racun dalam jarum itu memang tidak mematikan. Tapi cukup kuat untuk melumpuhkan. Dalam hitungan beberapa jam.

Sang supir malah lebih parah. Mungkin karena ketahanan fisiknya tidak sekuat Kapten Sandro. Dia harus dipapah oleh Feng Siong masuk ke dalam mobil dan kemudian dibaringkan sejajar dengan Kapten Sandro.

Hoa Lie mengambil alih kemudi. Feng Siong di sebelahnya berperan sebagai navigator. Mereka harus berputar menggunakan jalur lain. Pohon besar yang menghalangi jalan itu tidak mungkin bisa diterobos. Hoa Lie telah memeriksa GPS. Ada jalan lain menuju rumah Bli Gus Ngurah. Lebih jauh. Tapi setidaknya akan sampai juga.

Jika tak ada lagi aral yang tak terduga.

Hoa Lie membanting setirnya ke kiri. Gila! Motor itu main serobot saja. Jalan alternatif yang diambilnya sesuai petunjuk GPS memang lebih sempit dari jalan yang tadi. Feng Siong memperingatkan Hoa Lie agar lebih berhati-hati. Tujuan utama mereka saja belum tercapai. Jangan sampai ada urusan tidak penting yang bisa menghambat mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline