Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Reinkarnasi (Bab 13)

Diperbarui: 17 Mei 2018   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raja membuka matanya.  Kereta melambat.  Menurut perkiraan Raja seharusnya kereta sudah memasuki Surabaya.  Semalaman dia pulas karena kelelahan.  Pertarungan melawan Harpy sungguh menguras tenaga.  Pengalaman pertama bagi Raja melawan makhluk jadi-jadian.  Tapi ini nyata.  Luka di lengannya adalah bukti dan fakta yang tak bisa dibantah.

Kereta berhenti.  Raja memandang keluar jendela.  Matanya mengerjap memastikan dia tidak lagi di situasi magis.  GUBENG.  Benar, dia sudah di Surabaya.  Raja keluar dari pintu kereta terdekat.

Begitu turun dari kereta, Raja mengedarkan pandangan ke sekeliling.  Matanya mencari-cari.  Itu dia! Seorang gadis cantik menunggunya di luar peron stasiun.  Didampingi oleh dua orang yang tak dikenal oleh Raja.  Seorang pemuda yang terlihat tangguh dan seorang setengah baya yang nampak waspada.

Raja menghampiri Citra dengan rasa rindu dan was-was yang tak bisa disembunyikan.  Citra tersenyum sumringah.  Tatapannya jatuh pada lengan Raja yang dibebat oleh baju.  Senyumnya berubah.

"Kau tidak apa-apa Raja?"  Citra bertanya sambil memeriksa lengan Raja. 

Raja serasa diobati oleh dokter tercanggih dengan obat termanjur di dunia.  Lengannya yang masih terasa nyeri mendadak hilang sakitnya.  Namun pemuda ini menahan diri.  Dia menggelengkan kepala membesarkan hati Citra.

Citra kemudian memperkenalkan Raja kepada Sin Liong dan Mang Candra.  Mereka berbasa basi sejenak untuk menghilangkan rasa canggung dan kikuk sambil berjalan menuju tempat parkir.  Raja dan Citra sedang diharu-biru rasa sehingga hilang kewaspadaan. 

Dalam sekejap mata, mereka sudah dikelilingi oleh sepuluh orang berbadan kekar dengan tampang sangar di halaman parkir.  Tanpa ba bi bu sekelompok orang itu langsung menyerang Sin Liong, Mang Candra dan Raja serta berusaha menangkap Citra. 

Tentu saja hal ini mengagetkan Citra dan kawan-kawan.  Sin Liong sempat berbisik kepada Raja untuk melindungi Citra sebelum akhirnya pemuda keturunan Tionghoa ini baku hantam dengan gerombolan.  Mang Candra tidak tinggal diam.  Guru silat Cimande ini bergabung bersama Sin Liong menghadapi delapan orang di antara mereka.

Dua orang sisanya masih berupaya menangkap Citra dan mencoba menjatuhkan Raja.  Dua orang  bertubuh kekar dan nampaknya adalah pemimpin dan wakil pemimpin dari gerombolan orang-orang kasar itu terlalu memandang rendah Raja dan Citra.  Ketika salah satu mencoba menangkap lengan Citra, Raja dengan sigap menangkap laki-laki itu dan membuat gerakan membanting.

Terdengar suara ngekkkk sewaktu tubuh besar itu terbanting di ubin parkir.  Laki-laki yang bertubuh lebih kecil bertindak tidak sesembrono temannya.  Dia segera menyerang Raja dengan pukulan dan tendangan yang kuat dan terlatih.  Raja yang rajin belajar pencak silat sejak kecil melayani gempuran si penyerang dengan tenang.  Citra sendiri dengan santainya memperhatikan sambil duduk di sebuah bangku sudut lapangan parkir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline