Lihat ke Halaman Asli

Mim Yudiarto

TERVERIFIKASI

buruh proletar

Tempat yang Kau Sebut Rumah

Diperbarui: 11 Oktober 2017   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau pasti tinggal dalam sebuah tempat yang kau sebut rumah.  Kau tata perabotnya seperti kau menanam sayuran.  Kau berharap kelak akan memanen kebahagiaan.

Tapi jika pun lampit rotan yang kau pasang di ruang tengah.  Koyak karena usia atau gigitan anai-anai.  Biarkan saja.  itu adalah bagian dari cerita yang sedang kau tuliskan.  Di dalam buku yang dibagikan Tuhan.

Pikirkanlah bagaimana halaman depan selalu rimbun dengan kemuning.  Warna bunganya yang putih akan melindungimu dari rintih.  Hijau daunnya akan menuntunmu dalam jebakan silau.  Jangan lupa pagari dengan melati.  Kembang misteri yang sering menjumpai ratu cantik dari selatan.  Wanginya akan menyirami hatimu sekuat air melubangi bebatuan.

Tempat yang kau sebut rumah bisa diterobos oleh rembesan hujan.  Tampung dalam cawan.  Esok  berikan minum kepada gagak hitam.  Burung kematian yang sebenarnya adalah pesuruh kebenaran.  Kebenaran tentang warna malam.  Kebenaran tentang dua sumbu yang berlawanan. Namun tegas dalam memberikan keseimbangan.

Jakarta, 9 Oktober 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline