Lihat ke Halaman Asli

Cerita Lain dari Film Dokumenter "Aroma of Heaven"

Diperbarui: 7 April 2022   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), mengadakan acara dalam memperingati hari Film nasional yang bertepatan pada 30 maret 2022. Acara tersebut merupakan secreening and meet director AROMA OF HEAVEN, yang diselnggarakan secara online dan offline di ruang Multimedia Ilmu Komunikasi.

Dalam acara tersebut dipandu oleh mas Budi Dwi Arifianto selaku dosen Ilmu Komunikasi sekaligus memoderatori acara yang berjalan, dan dihadiri oleh ketua program studi Ilmu Komunikasi Fajar Junaedi, tidak hanya itu juga, tapi menghadirkan  Dwi Kurniawan selaku sutradara film dokumenter AROMA OF HEAVEN.

Acara berlangsung secara seksama di awali dengan menonton film AROMA OF HEAVEN, kemudian dilanjut dengan sesi diskusi ataupun tanya jawab oleh para mahasiswa dan sutradara.

Dwi Kurniaawan memberikan alasan mengapa ia tertarik membuat film tentang kopi yang ada di Indonesia. Ia mengatakan kita sangat dekat dengan kopi, mungkin setiap harinya kita meminum kopi. Tapi, itu hanya sebatas menikmati saja sehingga luput dari kita bagaimana kopi berkembang dan budidayakan, lalu dimasyarakat juga masih sedikit literasi tentang kopi. Oleh karena itulah ia beralasan membuat film dokumenter tentang kopi yang ada di Indonesia.

Film dokumenter tesebut juga pernah dipresentasikan di berbagai negara seperti iran, korea dll. Tapi, menurutnya itu hanyalah sebagai perayaan pasca produksi. Tujuanya bukanlah mengikuti festival film diberbagai negara.

Produksi filmnya juga terbilang cukup lama yaitu sekitar 5 tahunan. Lamanya pengerjaan juga karena tidak setiap bulanya melakukan produksi atau on-off, sebab mas dwi juga mendapatkan kerjaan dibidang lain sekaligus untuk membiayai film yang digarapnya.

Saat melakukan produksi tentunya para kru melakukan pendekatan kepada masyarakat sebelum melakukanya di depan kamera. Menurut mas Dwi, pertama-tama yang ia lakukan ialah memberi tahu kepada kru untuk tidak terlebih dahulu menggunakan kamera, tetapi meminta izin kepada masyarakat dengan menjelaskan maksud dan tujuan ia dan tim datang ke sana. Jika semua sudah mendapat izin maka tim bekerja sesuai apa dengan tanggunganya.

Menurut mas Dwi, untuk menentukan narasumber secara subjektif ia terlebih dahulu mencatat daftar narasumber mulai dari hulu ke hilir.

Setelah pembuatan film ia menemukan beragam kultural dalam mengolah dan merawat kopi, seperti di Gayo, para petani kopi di Gayo mempunyai "mantra" sendiri dalam merawat kopi, kemudian di flores, para petani kopi mempunyai nyanyian sendiri dalam memetik kopi, lalu pada jaman kolonial di pekalongan ternyata mempunyai cara efektif ketika musim panen tiba yaitu memasukan biji kopi ke pipa yang di tanam di bawah tanah sampai tersalur ke pemukiman. Cara ini untuk menghindari maling ketika musim panen tiba.

Film AROMA OF HEAVEN juga menerima berbagai penghargan seperti di China mendapatkan the best documentary, lalu di Asian-amerika juga mendapatkan penghargaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline