Lihat ke Halaman Asli

Agatha Mey

agathamemey@gmail.com / agathamey.com - Menulis sesuka hati

Saatnya Memegang Kendali Pelaksanaan Event

Diperbarui: 6 Mei 2017   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Membuat acara dalam waktu dua minggu, kenapa tidak ? Kegiatan komunitas Ketapels dengan judul "SaatnyaBatik Tangsel Memegang Kendali Menuju Go internasional" pada tanggal 25Maret 2017 memang dilaksanakan dalam waktu 2 minggu sejak ada kesepakatan atas topik tersebut. Tanggal 13 Maret panitia di email oleh bapak ketua Ketapels yang luar biasa dan harus OK terjadi event pada tanggal 25 Maret 2017. Jrengjreng.... Pe er berat ya, belum hubungi narasumber, belum punya tempat, belumsiap apapun. Tapi bukan Ketapels namanya kalau tidak optimis dan punya mental warior. Hari itu juga panitia bergerak dan membuat janji bertemu ibu Nelty sebagai nara sumber utama dan keesokan harinya kami menemui beliau di lobby sebuah hotel di kawasan Bintaro, dimana beliau memamerkan sebagian koleksinya. Hari itu kami mulai semua persiapan, dari mematangkan budget, konsep acara dan pembagian tugas untuk pernak-pernik pelaksanaan acara. Mulailah kehebohandesain spanduk dan banner, flyer untuk promosi acara dan pembuatan info acara di Kompasiana. Memikirkan hashtag dan semua kategori sosial media yang akan digunakan, ternyata masih tidak serumit kami memikirkan penulisan alamat venue event. Hahahaha… agak sulit mendeskripsikan letak gallery ibu Nelty yang baru saja jadi dan akhirnya kami memutuskan untuk melakukan penjemputan untuk peserta di tempat yang lebih familiar. Kerumitan bertambah dengan usulan mendadakmengundang fashion blogger dan adanya chit chat twitter sesuai dengan kesepakatan.Kenapa ? Karena panitia bukanlah generasi muda yang fasih bersosial media twitter dan rata-rata kami gaptek. Hahahaha…

Belum lagi seminggu sebelum acara ibu Nelty membatalkan kesediaannya karena ada keperluan lain di hari Sabtu tanggal 25 Maret 2017. Panik ? Iyaaaaaalahhhh… Akhirnya dengan segala daya upaya dan rayuan pagi hari di sebuah kedai kopi di pasar modern dekat rumah saya, terjadilah kesepakatan dan ibu Nelty setuju untuk membatalkan acaranya demi acara Ketapels. Horeeeeee….. Legaaaa rasanya. Kemudian mulailah kami meeting dengan pihak-pihak terkait dan dengan beberapa perdebatan, akhirnya timbul juga kesepakatan untuk kepentingan bersama. Satu hari sebelum acara, panitia menuju venue untuk checking seluruh kondisi dan ikut menata ruangan danmemikirkan lokasi pemasangan spanduk dan banner yang lebih baik.

dok. pribadi

Tiba hari acara, saya hadir 2 jam sebelum acara mulai dan baru tersadar tidak memiliki penutup untuk kardus pengganjal untuk meninggikan LCD projector. Tidak hilang akal, saya membungkus kardus pengganjal LCD itu dengan syal batik milik salah satu panitia yang belumhadir. Taraaaaaa… akhirnya selesai juga pembungkusan dan pastinya saya harus meminta maaf pada beliau karena tidak dapat menggunakan syal panitia dan merelakan kopi buatan saya untuk diminum. Ya tidak apa-apalah, bikin saja segelas kopi lagi….. Seruputtttt… Acara berjalan dengan baik dengan peserta yang datang tepat waktu akibat kecerewetan panitia mengingatkan jadwal acara. Walaupun ada insiden kecil-kecil saat pelaksaan, tapi rasanya peserta tidak menyadarinya. Dan begitulah acara Ketapels itu terjadi.

dok. Dzulfikar

Bintang acara ini memang Nelty Fariza, mantan guru yang mengubah jalan hidupnya menjadi pengusaha batik dan memberdayakan orang-orang dalam lingkungan tempat tinggalnya dengan mengangkat budaya lokal. Dengan perjuangan yang tidak mudah, beliau sudah pernah mengadakan pameran di Jepang, China, Australia dan Eropa. Kepiawaiannya memegang kendali atas bisnis batiknya membuat omzet usahanya terus meningkat seiring minatnya menggali kearifan lokal sebagai motif batiknya, dari motif anggrek, kacang sangrai, golok banten dll. Banyak orang yang mengatakan batik itu mahal dan Nelty memberikan alasan dengan cara jitu : mari membatik !!! Dari berusaha membatik sendiri, peserta di sadarkan bahwa para pengrajin meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran dan imaginasi, yang tentunya jika dinilai dengan rupiah akan bernilai tinggi. Ditambah dengan bahan baku yang terus naik harganya, sepatutnyalah kita menggunakan batik sendiri di bandingkan textile print buatan China. Yukkkksss...

Selain presentasi dan talkshowdengan Nelty, acara juga diisi oleh lifestyle blogger Leonita Julian, yang memberikan tips dan trik memakai batik untuk setiap kegiatan. Juga pihak bank Danamon mempresentasikan bagaimana cara memperoleh produk-produk dari Bank Danamon sebagai salah satu bank terkemuka saat ini.

Demikian sekilas tentang acaraKetapels yang sudah di hadiri total > 25 blogger Kompasiana. Sampai jumpa diacara Ketapels selanjutnya ya….




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline