Lihat ke Halaman Asli

Yang Berakhir, Biarlah Terkubur

Diperbarui: 24 Februari 2017   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap manusia menghadapi kehilangan dengan cara yang berbeda-beda” 

begitu kutipan yang pernah dibaca Risa dari novel kesukaannya Critical eleven pada halaman 64.

Malam itu tepat pukul 01.00 WIB. Kepala Risa masih menunduk di atas bantal. Matanya sembab, napasnya terengah-engah karena menangis. Ini sudah bulan ke-5 ia begitu. Terbangun tengah malam, menangis, memikirkan, sefatal apa kesalahan yang ia perbuat sampai orang yang begitu ia cintai memilih untuk pergi. Setiap malam, seakan sudah menjadi ritual. Begitulah cara Risa menghadapi kehilangan.

**

April 2014

*Cling” sebuah pesan whatsapp dari unknown number masuk ke ponselnya Risa.

“Hei RIs,” isi pesan Whatsapp tersebut.

Risa tak langsung membalas. Ia hanya menatap sekilas layar i Phonenya kemudian kembali mengetik. Deadline tulisan untuk majalahnyajauh lebih penting ketimbang membalas pesan tersebut.

Dua jam kemudian, Risa baru membalas isi pesan tersebut. Iamenulis dengan singkat, padat dan jelas : Siapa ya?

“Arya, ris,” kita yang kenalan tadi waktu liputan diGedung DPR tadi.

“Oh,” balas Risa singkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline