Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Pentingnya Memantau Frekuensi, Warna dan Konsistensi BAB

Diperbarui: 20 April 2023   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: ajnn.net

Tak terasa kita telah berada di penghujung bulan ramadan, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa semoga menjadikan kita menjadi insan yang bertakwa. Namun demikian, mungkin saja selama di bulan ramadan ada suatu kebiasaan kita yang berubah salah satunya adalah pola makan.

Mungkin karena bulan ramadan, pola konsumsi makanan kita sedikit berubah. Mulai dari menu sahur, menu berbuka dan juga menu makanan pendamping, dengan adanya perubahan ini bukan tidak mungkin tubuh kita meresponnya dengan berbeda pula.

Salah satu yang bisa kita perhatikan untuk mengetahui apakah ada yang salah atau apakah ada masalah pada pencernaan kita adalah frekuensi buang air besar. Yang pertama yang harus kita pahami frekuensi normal bagi individu untuk buang air besar adalah mulai dari tiga kali seminggu, hingga tiga kali sehari.

Yang paling penting disini adalah kita mengetahui apa yang normal bagi diri kita, sehingga jika ada perubahan, kita dapat berbicara dengan dokter. Ada kesalahpahaman yang tersebar di masyarakat bahwa buang air besar (BAB) yang normal adalah setiap hari terutama pada pagi hari.

Mengenai frekuensi BAB ini ada variasi besar di antara setiap individu, ada yang buang air besar tiga kali seminggu dan itu normal bagi mereka, kecuali lebih dari itu atau lebih sering dari itu maka itu bisa mengindikasikan ada yang salah.

Begitu pula ada yang frekuensi BAB-nya sekali sehari, jika frekuensinya berubah menjadi tiga kali sehari atau tiga hari sekali maka itu bisa jadi ada masalah dalam sistem pencernaan. Intinya kita mengenal apa yang normal bagi diri kita, setiap orang harus memantau frekuensi BAB-nya sebagai bagian dari menjaga kesehatan pencernaan.

Setelah kita memantau frekuensi buang air besar, hal berikutnya yang juga penting untuk diperhatikan adalah warna dan konsistensi feses. Ini mungkin bisa sedikit berbeda antara satu hari dengan hari lainnya, ini tergantung pada apa yang orang makan.

Feses yang normal dan sehat warnanya harus cokelat atau kecoklatan (setengah cokelat) Jika warnanya kuning atau kehijauan, atau berminyak dan sulit dibilas, itu berarti usus mungkin tidak menyerap nutrisi dengan baik. Kalau berwarna hitam mungkin ada pendarahan di dalam usus, begitu juga jika ada bercak darah mungkin ada masalah pencernaan, hemoroid ataupun penyakit serius. Begitu juga jika feses berwarna pucat, putih, abu-abu, atau berwarna seperti tanah liat, mungkin ada kekurangan empedu dalam feses.

Perubahan warna feses ini jika disebabkan oleh makanan yang kita makan tentu tidaklah masalah, akan tetapi jika kita tidak mengkonsumsi makanan yang menghasilkan warna feses tidak normal, maka sebaiknya menemui dokter Anda.

Feses yang normal dan sehat konsistensinya harus halus seperti sosis atau ular dan agak panjang melingkar tak terputus. Feses encer atau yang biasa kita anggap sebagai diare adalah tanda bahwa ada masalah dalam usus atau pencernaan, kondisi ini bisa berlangsung singkat atau pun lama. Kondisi ini biasanya dipicu oleh asupan makanan, suplemen, dan obat tertentu. Penyebab umum lain dari feses encer adalah infeksi gastrointestinal atau dikenal sebagai flu perut dan juga bakteri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline