Lihat ke Halaman Asli

Meti Irmayanti

senang membaca, baru belajar menulis

Migrasi dari WhatsApp, Emangnya Penting?

Diperbarui: 20 Januari 2021   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. liputan 6.com/yuslianson

Beberapa hari belakangan ini kaum netizen, terutama pengguna Whatsapp, lagi gonjang ganjing. 

Pro dan kontra dengan kebijakan baru yang dikeluarkan pemilik chat room terbesar tempat berinteraksi  satu sama lain ini. Deregulasi anyar yang dikeluarkan oleh pihak WhatsApp meresahkan penggunanya.

Dunia teknologi komunikasi berbasis HP saat ini sudah berkembang sangat pesat, awalnya komunikasi chatting room ini dipelopori oleh blackberry, tapi seiring pesatnya perkembangan teknologi, awal 2019 lalu BBM akhirnya menyatakan diri telah buang handuk alias meninggal dunia. 

Almarhum BBM tidak mampu berinovasi dalam menghadapi persaingan yang demikian pesat dan ketat dengan para pesaing-pesaing baru.

Aplikasi chatting room baru pun bermunculan dengan inovasi-inovasi dan tampilan yang dibuat up to date serta selalu menarik, seperti Whatsapp, Line, Wechat, Telegram dan Signal. Tapi WhatsApp mampu mendominasi dengan tampil lebih memikat hingga banyak diminati oleh publik di seluruh dunia.

Namun dengan adanya kebijakan deregulasi baru yang dikeluarkan oleh pihak WhatsApp, yang dipandang oleh pengguna komunikasi WhatsApp ini sebagai telah menghilangkan perlindungan privasi dan kerahasiaan data, informasi serta komunikasi bagi penikmat komunikasi nirjarak ini. WhatsApp mulai ramai-ramai ditinggalkan penggunanya.

Sasaran eksodus pengguna WA ini adalah. Telegram dan Signal, yang dipandang lebih terjamin dan menjamin kerahasiaan data, informasi dan komunikasi penggunanya.

Pilihan migrasi pengguna WhatsApp ke telegram dan signal lebih karena kerahasiaan percakapan yang terenkripsi end-to-end sebagaimana dikutip dari How to Geek via kompas. 

Fitur privasi Signal lebih menjamin keamanan dan kerahasiaan data, informasi dan komunikasi, dimana semua percakapan dan komunikasi lainnya dienkripsi end-to-end antar perangkat yang menjalankan aplikasi itu.

Ini artinya, siapapun termasuk perusahaan dan pemilik Signal tidak dapat melihat pesan pengguna, walaupun mereka menginginkan untuk melihat pesan itu.

Klaim perusahaan signal bahwa sejak saingannya WhatsApp mengeluarkan deregulasi privasi pengguna itu, yang beralih ke signal  500 ribuan pengguna perhari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline