Lihat ke Halaman Asli

Merza Gamal

Pensiunan Gaul Banyak Acara

Dilema Penguatan Brand dan Penurunan Margin

Diperbarui: 16 September 2021   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterangan Gambar: Optimalisasi pengeluaran marketing berbasis fakta tidak perlu takut dengan pengujian kinerja (File by Merza Gamal)

Di saat ketidakpastian, brand yang kuat lebih penting dari sebelumnya. Tetapi bagaimana Anda mengejar tujuan pemasaran yang ambisius sambil menjaga anggaran tetap terkendali?

Dalam jangka panjang, brand (merek) yang kuat telah membuktikan nilainya. Namun apakah hal ini juga berlaku dalam krisis global seperti pandemi Covid-19?

Jawabannya, "Ya", karena justru di saat ketidakpastian itulah konsumen menjangkau brand yang kuat.

Brand yang kuat menciptakan kepercayaan dan mengurangi risiko keputusan yang salah.

Oleh karena gangguan baru mendominasi media setiap hari, brand yang sudah dikenal menjadi lebih penting dari biasanya sebagai sumber keamanan dan kenyamanan.

Dengan memperlakukan diri kita sendiri dengan produk dengan brand yang jelas di masa-masa sulit, kita melakukan sesuatu yang baik untuk diri kita sendiri dan orang yang kita cintai.

Konon, banyak konsumen merasa terdorong untuk menyesuaikan perilaku pembelian mereka selama krisis, seperti yang ditunjukkan oleh Survei Sentimen Konsumen McKinsey pada masa pandemi.

Di Jerman, mayoritas konsumen (62 persen) telah beralih toko dan brand untuk menghemat uang selama pandemi Covid-19.

Di sisi lain, banyak konsumen mengganti sumber pasokan mereka sehingga mereka dapat terus membeli brand favorit mereka; Konsumen Jerman, khususnya, lebih cenderung mengubah pengecer atau saluran daripada berganti brand.

Oleh karena itu, brand yang kuat adalah jaminan terbaik terhadap hilangnya pangsa pasar yang merayap. Dengan demikian, produsen barang konsumer tidak punya pilihan selain berinvestasi dalam brand mereka saat era next normal pasca krisis Covid-19.

Namun, pada saat yang sama, alokasi dan pengendalian anggaran pemasaran menjadi urusan yang semakin rumit. Banyak produsen telah menyiapkan penjualan langsung ke konsumen (direct to consumer/DTC) mereka sendiri sebagai alternatif dari ritel besar yang telah ditutup selama berbulan-bulan dalam beberapa kasus, dan sebagai tanggapan terhadap semakin pentingnya e-commerce.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline