Lihat ke Halaman Asli

Yovinus

laki-laki

Nadiem Makarim, Bali Mandara, dan Sampoerna Academy

Diperbarui: 18 Agustus 2020   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ayobandung.com

Bali, merupakan sebuah daerah tujuan wisata yang sangat terkenal di Indonesia dan di dunia. Bahkan ada warga dunia yang hanya mengenal pulau Bali tetapi tidak tahu tentang Indonesia. Celakanya lagi, mereka tidak tahu jika Bali itu merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hampir tidak ada orang di Indonesia yang tidak mempunyai keinginan untuk sesekali waktu berwisata ke pulau Bali, baik dilakukan secara sendiri-sendiri, bersama kawan-kawan ataupun bersama keluarga. Tujuan wisata seperti pantai Kuta dikecamatan Kuta, Tanah Lot di kabupaten Tabanan, pura Besakih di Karangasem, danau Batur di Kintamani, danau Beratan di Bedugul, dan pantai Sanur di Denpasar Selatan adalah tempat-tempat yang menjadi impian para pelancong dari seluruh dunia.

Namun diantara semua tempat wisata terkenal di pulau dewata itu, mungkin pembaca sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah mendengar tentang sebuah tempat yang luar biasa, yang di sebut SMA Bali Mandara atau disingkat SMANBARA.

SMA Negeri Bali Mandara yang biasa disebut SMANBARA ini menggunakan Kurikulum IGCSE dari Universitas Cambridge dan Standar Nasional Pendidikan Indonesia, yang diterapkan secara bersama oleh Sampoerna Academy, sebuah bagian dari perusahaan rokok Sampoerna yang bergerak di bidang pendidikan dalam rangka menyiapkan siswa-siswi berkualitas yang mampu bersaing di tingkat lokal, nasional maupun Internasional.

Alumni dari SMA Bali Mandara sudah banyak yang mendapatkan beasiswa untuk berbagai disiplin ilmu untuk kuliah di Jerman, Perancis, Inggris, Belanda, Tiongkok, Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang yang kuliah di bidang seperti rekayasa teknologi, bioteknologi, nuklir, pendidikan,  sastra, dan lainnya.

Di sekolah ini anak-anak wajib memakai tiga Bahasa. Yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali. Hari Senin, Selasa, dan Rabu wajib berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Hari Kamis, Jumt dan Sabtu wajib berbahasa Indonesia. Sedangkan pada hari Minggu wajib berbahasa Bali. Ini dilakukan baik di sekolah maupun ketika sedang berada di asrama.

Setiap anak yang bangun pagi, akan di sapa sesuai Bahasa yang digunakan pada hari itu. Sapaannya khusus itu adalah; 'leader' (English), Pemimpin (Bhs. Indonesia), dan Pamimpin (Bahasa Bali). Anak-anak harus menjawabnya dengan; I am (English), Saya (Bhs. Indonesia), dan Ake (Basa Bali) sambil menyentuh dadanya sebelah kiri dengan telapak tangan sebelah kanan.

Sehingga diharapkan akan tertanam di ingatan bawah sadar anak-anak itu, bahwa mereka adalah pemimpin bangsa ini ke depannya. Baik Pemimpin Bali secara lokal maupun pemimpin Indonesia secara nasional. 

Sungguh suatu usaha dogmatisasi di alam bawah sadar anak-anak itu, sehingga akan menjadi intrinsic motivation bagi mereka di kelak kemudian hari. Hal-hal positif seperti ini seharusnya diteladani oleh pemerintah daerah provinsi lainnya di seluruh Indonesia.

Yang menjadi catatan di sini adalah, mengapa selama ini semua orang yang ke Bali itu tidak pernah bercerita tentang Bali Mandara? 

Baik itu para sekretaris desa, para kepala Desa, anggota Dewan, dan bahkan Kepala Daerah sekalipun? Kebanyakan yang mereka ceritakan adalah tentang para bule berjemur menikmati sinar matahari tanpa penutup apapun. Bahkan ada yang menceritakan jika sempat mengambil poto bule mandi polos tanpa menggunakan penutup apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline