Lihat ke Halaman Asli

Melisa Sinaga Melisa Sinaga

STP St. Bonaventura Dei tua Medan

Kepemimpinan Santo Yoseph Sebagai Jawaban Atas Krisis Figur Ayah Zaman Sekarang

Diperbarui: 12 Juni 2025   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santo Yoseph di masa Pandemi

Keluarga adalah salah satu institusi yang paling terdampak oleh dinamika sosial dan budaya di dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah ini. Krisis figur ayah ketika sosok ayah tidak lagi memainkan peran penuhnya secara emosional, spiritual, dan moral adalah salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan keluarga dewasa ini. Fenomena ini tampak dalam berbagai bentuk, seperti ketidak hadiran ayah secara fisik dan mental, perubahan peran gender, dan penurunan peran ayah sebagai pemimpin keluarga (Adibah & Chasanah, 2023). Data penelitian menunjukkan bahwa kehadiran figur ayah sangat memengaruhi karakter dan keyakinan anak-anak, tetapi faktanya adalah banyak pria yang bingung tentang identitas peran dalam keluarga modern. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin cepat, keluarga mengalami berbagai tekanan sosial dan budaya. Salah satu krisis yang nyata adalah krisis figur ayah sosok yang seharusnya menjadi panutan, pelindung, dan pemimpin dalam rumah tangga. Banyak pria saat ini mengalami kebingungan identitas dalam menjalankan peran sebagai ayah dan pemimpin keluarga. Di tengah krisis ini, Gereja Katolik menghadirkan sosok Santo Yoseph sebagai teladan kepemimpinan pria yang setia, melayani, dan taat kepada Allah.

Dalam konteks inilah, Gereja Katolik menawarkan figur Santo Yoseph sebagai teladan kepemimpinan pria dan ayah yang setia, taat, serta melindungi. Ia adalah pribadi yang hadir dalam keheningan namun kuat dalam tindakan, yang menunjukkan kepemimpinan sebagai bentuk pelayanan kasih. Kepemimpinan Santo Yoseph sangat kontras dengan model kepemimpinan duniawi yang menekankan kuasa, suara dominan, atau popularitas. Sebaliknya, Yoseph menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati tidak harus bersuara keras, tetapi bertindak dalam ketaatan dan cinta.

Paus Fransiskus dalam Surat Apostolik Patris Corde menyatakan bahwa Santo Yoseph adalah "seorang ayah yang dikasihi, seorang ayah dalam kelembutan dan dalam ketaatan, serta seorang ayah yang menerima". Ia adalah model nyata seorang pria beriman yang dapat menginspirasi kembali kepemimpinan Kristiani dalam keluarga dan masyarakat yang sedang mengalami krisis nilai dan tanggung jawab. Tulisan ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis nilai-nilai kepemimpinan dalam diri Santo Yoseph, serta meninjau relevansinya sebagai jawaban atas krisis figur ayah di zaman sekarang. Dengan menggabungkan pendekatan teologis, pastoral, dan kontekstual, tulisan ini juga ingin mengajak pembaca terutama pria Katolik---untuk merenungkan kembali panggilannya sebagai pemimpin dalam semangat Kristiani, sebagaimana telah diteladankan oleh Santo Yoseph (Ratrigis et al., 2022)

  • Krisis Figur Ayah Zaman Sekarang

Penelitian menunjukkan bahwa ketidakhadiran atau minimnya peran ayah, baik secara fisik maupun emosional, berdampak besar pada perkembangan karakter, kepribadian, dan iman anak-anak. Ayah yang hanya berperan sebagai pencari nafkah tanpa terlibat secara langsung dalam pendidikan dan pembentukan spiritual anak-anak, berkontribusi pada ketimpangan peran dalam keluarga. Budaya patriarki yang salah kaprah, beban ekonomi, serta perubahan peran gender turut memperparah kondisi ini. Ketika ayah kehilangan arah sebagai pemimpin rohani dan moral, keluarga pun mudah terombang-ambing oleh krisis nilai.Profil dan Spiritualitas Santo Yoseph

  • Profil Spritualitas Santo Yoseph

Dalam Injil Matius (Mat 1:18-25), Santo Yoseph digambarkan sebagai pribadi yang taat kepada Allah, menerima Maria meskipun berada dalam dilema besar. Ia tidak berkata banyak dalam Kitab Suci, namun tindakannya berbicara kuat: ia setia menjalankan kehendak Allah dalam diam. Paus Fransiskus dalam Patris Corde menegaskan bahwa Santo Yoseph adalah "bapak yang dikasihi, lembut, taat, menerima, kreatif, pekerja, dan dalam bayang-bayang". Ia tidak mencari sorotan, tapi tetap hadir dan berperan dengan kekuatan cinta.Nilai-Nilai Kepemimpinan Santo Yoseph (Ratrigis et al., 2022)

  • Nilai-nilai Kepemimpinan dalam diri Santo Yoseph

Dari surat apostolik Patris Corde, Paus Fransiskus mengungkap tujuh karakteristik utama dalam kepemimpinan Santo Yoseph: (Ratrigis et al., 2022)

  • Bapak yang dikasihi : Menghidupi kasih dalam keheningan dan pelayanan.
  • Bapak yang lembut : Mengajarkan bahwa kelemahlembutan bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan untuk merangkul yang rapuh.
  • Bapak yang taat : Menerima kehendak Allah melalui mimpi dan segera bertindak.
  • Bapak yang menerima : Menunjukkan keterbukaan hati dalam menerima situasi sulit dan orang lain dengan kasih.
  • Bapak yang berani secara kreatif : Menemukan solusi dalam krisis dengan kebijaksanaan dan kepercayaan pada penyelenggaraan ilahi.
  • Bapak yang bekerja : Memberikan teladan kerja keras dan integritas.
  • Bapak dalam bayang-bayang : Mengajarkan kerendahan hati, bahwa kepemimpinan tidak harus menonjolkan diri. 
  • Relevansi Kepemimpinan Santo Yoseph di Era Kini

Model kepemimpinan Santo Yoseph menjadi sangat relevan untuk dijadikan pedoman dalam merespons krisis figur ayah masa kini. Di tengah keluarga yang terancam perpecahan karena individualisme, konflik peran, dan tekanan ekonomi, Santo Yoseph mengajarkan bahwa pemimpin sejati adalah yang hadir dalam keheningan, melayani tanpa pamrih, dan setia pada kehendak Allah. Ini kontras dengan gaya kepemimpinan duniawi yang sering mengedepankan kontrol, kekuasaan, dan dominasi. Dalam perspektif psikologi keluarga, kehadiran emosional seorang ayah memberi kontribusi besar bagi keseimbangan psikologis anak-anak (Harmani, 2014). Di tengah krisis figur ayah, kepemimpinan Santo Yoseph menawarkan model yang dapat diadaptasi dalam konteks keluarga masa kini. Nilai-nilai seperti ketaatan, keberanian, kerendahan hati, dan pelayanan kasih dapat menjadi pedoman bagi pria Katolik dalam menjalankan peran sebagai ayah dan pemimpin keluarga.

Selain itu, gereja dan komunitas Katolik dapat berperan dalam membina dan mendukung pria untuk meneladani Santo Yoseph, melalui program pembinaan spiritual, pendidikan keluarga, dan pemberdayaan pria dalam kehidupan gereja dan masyarakat. Kepemimpinan Santo Yoseph memberikan teladan yang sangat relevan bagi pria Katolik dalam menghadapi tantangan zaman sekarang. Dengan meneladani nilai-nilai kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Santo Yoseph, pria dapat menjadi figur ayah yang taat, penuh kasih, dan bertanggung jawab, memberikan arah dan stabilitas dalam keluarga. Oleh karena itu, penting bagi setiap pria Katolik untuk merenungkan kembali panggilannya sebagai pemimpin dalam keluarga, meneladani Santo Yoseph, dan mewujudkan kepemimpinan Kristiani yang melayani dan penuh kasih.

  • Santo Yoseph dan Kepemimpinan Melayani

Kepemimpinan Santo Yoseph adalah bentuk nyata dari servant leadership gaya memimpin yang bukan menguasai, melainkan melayani. Dengan teladan hidup yang sederhana, ia menunjukkan bahwa cinta dan ketaatan kepada Allah menjadi dasar dari seluruh tindakannya. Di tengah pandemi COVID-19, saat banyak keluarga dilanda kecemasan dan ketidakpastian, teladan Santo Yoseph justru menjadi relevan untuk membangun ketahanan spiritual keluarga.

  • Kesimpulan

Kepemimpinan Santo Yoseph adalah jawaban atas krisis figur pria dan ayah di zaman sekarang. Di tengah perubahan sosial yang cepat dan kompleks, Santo Yoseph menghadirkan model kepemimpinan yang menyatukan cinta, iman, dan pengorbanan. Dengan meneladaninya, pria Katolik dipanggil kembali untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin keluarga yang hadir, bertanggung jawab, dan melayani dalam terang iman. Gereja dan komunitas Katolik pun ditantang untuk menghadirkan pembinaan spiritual, pendidikan keluarga, dan pendampingan yang memperkuat peran ayah. Dunia mungkin kehilangan arah tentang apa itu kepemimpinan pria, tapi Gereja memiliki jawaban: Santo Yoseph, seorang ayah dalam diam yang kuat dalam kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline