Lihat ke Halaman Asli

Meliana Aryuni

Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Budidaya Anggrek Bukan Sekadar Bisnis

Diperbarui: 19 Mei 2022   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggrek Retusa (Dokpri)


Anggrek adalah tanaman hias yang memiliki ciri khas tertentu. Tanaman ini seringkali menjadi incaran para pecintanya. Bagi para penghobi atau pecinta anggrek yang memiliki dana pasti tidak akan melewatkan kesempatan saat melihat anggrek yang disukai ada di depan mata.

Saya termasuk baru dalam mengenal tanaman anggrek ini,  yaitu sekitar 4 tahun yang lalu. Awal kecintaan saya terhadap anggrek adalah saat saya pindah di desa ini, Mekar Sari, Warkuk Ranau Selatan, Oku Selatan, Sumatra Selatan.

Sebelum mengenal anggrek lebih lanjut, saya hanya tahu kalau anggrek itu merupakan tanaman para kaum borjuis karena harganya yang mahal. Saya pikir perawatannya pun butuh ketelatenan dan biaya yang cukup besar. Terasa banget ribetnya merawat anggrek saat mendengar ucapan-ucapan seperti anggrek tidak boleh terlalu banyak terkena sinar matahari, harus pakai pupuk bunga, daun, batang, dan sebagainya. Ribet banget, 'kan?

Informasi-informasi seperti itu saya dengar dan lihat dari tayangan di televisi. Saya mengakui bahwa tanaman ini tidak hanya cantik dipandang, tetapi bisa membuat suasana hati yang berbeda saat bunganya bermekaran.

Tak Kenal, maka Tak Sayang

Beberapa bulan menetap di desa ini, saya akhirnya mulai mengenal anggrek. Anggrek yang pertama saya kenal adalah anggrek merpati (dendrobium cremenatum dan dendrobium linearifolium) yang menempel di pohon lamtoro.

Awal mulanya, saya penasaran dengan aroma semerbak setelah hujan di pagi hari. Aromanya berbeda dari aroma bunga kopi yang ada di depan rumah. Berbekal rasa penasaran itu, saya mencari aroma tadi. Ternyata, yang saya temukan adalah pemandangan indah itu menempel pada tanaman lamtoro (petai Cina) di samping rumah.

Cabang tanaman lamtoro yang tumbuh itu telah dipenuhi oleh bunga putih yang sedang bermekaran. Dari kejauhan saya mengamati keindahan gerombolan bunga yang sedang mekar. Cantiknya tiada terkira dan aromanya menggugah rasa dan karsa.

Melihat kecantikan sang bunga, saya meminta suami untuk mengambilkannya. Masya Allah, aroma semerbak langsung menyapa hidung saat setangkai bunga diberikan kepada saya. Saya terpesona bukan karena dikasih bunga oleh suami, tetapi keindahan bunganya membuat saya takjub. 

Kelopak bunganya mirip seekor burung yang sedang mengepakkan sayapnya, dengan lidah berwarna ungu.

Sejak saat itu, rasa ketertarikan terhadap tanaman ini makin bertambah. Saya mencari tahu dari media sosial tentang tanaman ini. Yang saya tahu dari suami, tanaman ini disebut anggrek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline