Strategi Orang Tua dalam Mendukung Perkembangan Anak di Era Teknologi
Oleh: Ma’sum Al Achfa
Di tengah derasnya arus kemajuan teknologi, kehidupan manusia telah mengalami transformasi besar-besaran, termasuk dalam cara kita mengasuh dan mendidik anak-anak. Jika dulu televisi menjadi satu-satunya layar yang menarik perhatian anak, kini mereka dikelilingi oleh gawai, tablet, internet, dan media sosial yang seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Perubahan ini tentu membawa dampak besar—baik positif maupun negatif—terhadap perkembangan anak.
Tak dapat dipungkiri, generasi saat ini tumbuh sebagai generasi digital. Mereka lebih cepat memahami cara kerja aplikasi, lebih lincah bermain game daring, dan bahkan bisa mengajarkan orang tuanya menggunakan fitur-fitur baru di ponsel. Tapi di balik kemampuan teknologinya yang luar biasa, ada kegelisahan yang tumbuh di hati para orang tua: bagaimana menjaga agar anak tetap berkembang sehat—secara kognitif, emosional, dan sosial—di tengah derasnya paparan digital?
Mari kita kaji lebih dalam tantangan dan strategi yang dapat dilakukan oleh orang tua agar teknologi menjadi teman, bukan ancaman, dalam tumbuh kembang anak.
Generasi Digital: Cerdas Teknologi, Rentan Sosial
Kita hidup di masa ketika anak usia 3 tahun sudah pandai membuka YouTube, memilih video favorit, bahkan mengaktifkan fitur otomatis. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2022, lebih dari 33% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan ponsel, dan hampir 25% di antaranya aktif menggunakan internet. Hal ini tentu menunjukkan peningkatan signifikan dalam paparan teknologi sejak usia dini.
Namun, apakah keterampilan ini diikuti oleh kesiapan sosial, emosional, dan moral anak dalam mengelola teknologi? Sayangnya, tidak selalu demikian. Banyak anak justru menjadi pasif secara fisik, mudah teralihkan saat belajar, kesulitan berinteraksi langsung, bahkan mulai mengalami gangguan tidur dan kecemasan akibat konten yang mereka konsumsi tanpa pengawasan.
Fenomena ini membuat kita harus menyadari: anak-anak kita bukan sekadar "penerima teknologi", tetapi juga "korban dari kelalaian kita" jika sebagai orang tua, kita tidak hadir secara aktif dalam dunia digital mereka.
Dampak Teknologi terhadap Anak: Dua Mata Pisau
✦ Sisi Positif
- Meningkatkan Gairah Belajar
Teknologi memungkinkan anak belajar dengan cara yang menyenangkan. Aplikasi interaktif, video edukasi, dan simulasi visual membantu anak memahami konsep abstrak dengan lebih mudah. Bahkan anak dengan kebutuhan khusus kini bisa belajar dengan pendekatan yang lebih adaptif. - Melatih Kemandirian dan Pemecahan Masalah
Game edukatif, coding sederhana, atau eksplorasi dunia virtual seperti Minecraft dapat mengajarkan anak untuk berpikir logis, menyusun strategi, dan menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang dewasa. - Menumbuhkan Keterampilan Masa Depan
Dunia kerja masa depan menuntut generasi yang melek teknologi. Anak yang sejak dini terbiasa membuat konten, mendesain, hingga menganalisis data, akan lebih siap bersaing secara global.