Lihat ke Halaman Asli

Sahabat Pena, Kencan ala Generasi Kolonial

Diperbarui: 26 Oktober 2020   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

detik.com

Generasi kolonial pastilah tidak mengenal kencan online. Kalau ngaku mengalaminya pastilah beda ceritanya !

Generasi 80 sampai 90an yang dikenalnya tentu sahabat pena. Ajang persahabatan yang kadang berkembang menjadi cerita cinta. Ya kan ?!

Kencan model sahabat pena itu butuh kesabaran super ekstra. Hari ini kita mengirim puisi cinta. Seminggu atau bahkan dua minggu kemudian kita baru akan tahu kabar darinya.

Pada jaman itu setiap koran minggu atau majalah memuat rubrik sahabat pena. Yang pengin jadi anggota harus mengirimkan biodata plus foto diri. Pihak penerbit kemuadian akan memajang di halaman sahabat pena.

Yang dilirik pertama jelas fotonya. Setelah itu hobi dan alamatnya. Kalo kita naksir ya tinggal tulis surat. Dilem dan tempeli prangko. Sesudah itu masukkan ke kotak pos.

Selebihnya kita tinggal menunggu dengan harap-harap cemas. Berbalaskah atau nggeblas ? Kalau tak berbalas alamat kandas harapan.

Tidak melulu soal percintaan, tentu saja. Persahabatan yang sesungguhnya lebih banyak yang terjadi.

Masing-masing bercerita tentang hobi, makanya selalu mencari yang hobinya sama. Bisa pula bercerita tentang budaya atau tempat wisata di daerahnya. Tidak aneh kalau kemudian menjadi seperti keluarga sendiri bukan sekedar sahabat.

Pengaruh Perkembangan Teknologi informasi

Kemajuan teknologi informasi merubah semuanya. Orang-orang meninggalkan komunikasi model surat atau kartu pos. Mereka beralih ke media yang memberikan layanan lebih cepat dan real time. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline