Lihat ke Halaman Asli

Mas Nawir

Wiraswasta/Penulis lepas

Acara Peringatan Isra Miraj di Tempat Kami Ditiadakan Tahun Ini

Diperbarui: 20 Maret 2020   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay

Hari-hari di bulan Rajab adalah kemuraman bagi masyarakat Internasional. Setelah WHO menetapkan wabah Covid-19 sebagai Pendemi Dunia, dan korban terus berjatuhan hampir di seluruh dunia, membuat setiap orang berfikir bahwa pada dasarnya manusia memang tak bisa terlepas dari Keperkasaan dan Kekuasaan Sang Pemilik Jiwa, Allah Swt, yang telah menciptakan alam seisinya.

Manusia hanyalah makhluk lemah yang tak berdaya apa-apa. Manhsia punya kekuatan karena diberi oleh Allah, punya kekuasaan karena diberi ijin memegang kekuasaan oleh Allah, dan bisa berbuat begini dan begitu atas kehendak Allah.

Bahkan daun kering yang jatuh dari pohon juga atas ijin dan kehendak Allah.

Isra' Mi'raj adalah peristiwa luar biasa yang terjadi atas kehendak Allah. Yang memperjalankan manusia bernama Muhammad menembus ruang dan waktu sehingga menjadi perdebatan yang menghebohkan seisi makhluk bumi.

Saat para sahabat diberi kabar tentang perjalanan jasad dan ruhani ini oleh Nabi, hanya satu orang saja yang meyakini, yaitu sahabat Abu Bakar Shiddiq ra.

Ini memang peristiwa ruhani, di mana tak ada satu pun akal manusia yang mampu menjangkau untuk memikirkan sebuah peristiwa yang tak masuk akal dan terjadi hanya dalam waktu semalam?

Hanya orang yang beriman sempurna dan diberi anugerah untuk bisa mengimani dan meyakini kekuasaan yang berada di luar jangkauan kodrat manusia. Yang kemudian merubah perilaku manusia pagan menjadi manusia-manusia yang beriman dengan proses selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Secara logika memang tidak mungkin bagaimana seseorang bisa melakukan perjalanan dari Masjidil Haram Makkah sampai ke Baitul Maqdis di Palestina dengan jarak ribuan kilometer.

Mereka lupa ada Allah yang menghendaki dan memperjalankan Nabi Terkasihnya melalui sebuah tunggangan berupa Buraq yang bisa melesat melebihi kilat, bahkan melebihi kecepatan cahaya atas izinnya.

Bahkan setelah sampai di Baitul Maqdis, Nabi diperjalanan kembali ke langit surga menuju Sidratul Muntaha, lalu atas izinNya Nabi diperlihatkan tentang gambaran kenikmatan surga dan sengsaranya siksa neraka, serta perintah Allah berupa Sholat 5 waktu sebagai kewajiban yang mulanya 50 waktu lalu proses negoisasi menjadi 5 waktu berdasarkan masukan dari para Nabi yang ditemuinya di tiap tingkatan langit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline