Ken Arok semangatnya menggebu. Darah Ken Arok serasa mendidh, jantungnya bedebar keras, ketika melihat rahasia Ken Dedes. Tak pelak lagi, motivasinya terpacu untuk segera bertemu guru. Siapa wanita itu, mengapa rahasianya bercahaya ? Guru mana tahan gue, keluh Ken Arok.
"Wanita itu akan menurunkan Raja Raja di Jawa."
"Kalau begitu aku akan memperistri wanita itu."
Mak. Ken Arok kalau sudah punya mau. Tidak ada yang bisa melarang keinginannya. Biar pun yang akan dipersitri adalah isteri orang. Berabe juga nih, kalau masih banyak Ken Arok hari gini. Bukan banyak lagi ...menjamur...bisik suara alam.
Tapi Ken Arok begitu juga Ahok, selalu punya rencana untuk mendapatkan keinginnannya. Ken Arok memasang trik. Ahok memasang taktik. Ken Arok ingin menjadi Maharaja. Ahok pengin menjadi Penguasa Jakarta.
Beda Ken Arok beda pula Ahok.
Kalau Ken Arok terpesona dengan rahasia betis Ken Dedes bercahaya. Ahok terpesona karena memang DKI itu berlimpah cahaya.
Karena yang membahas Ahok sudah banyak. Kita lihat saja bagaimana dampak usaha Ken Arok memperisteri Ken Dedes.
Dengan tipu muslhat kelas tinggi, waktu itu. Ken Arok menyusun rencana dan melaksanakannya tahap dmi tahap. Mendesak keris pesanannya kepada empu Gandring, supaya bisa cepat selesai. Namun karena nafsu berkuasa Ken Arok begitu besar, maka keris tersebut memakan tragedi tewasnya Empu Gandring, yang disertai cerita tewasnya pemegang keris sampai tujuh turunan.
Ken Arok tidak begitu menggubris masalah sumpah itu. Tapi segera meminjamkannya kepada Kebo Ijo. Kebo Ijo dengan bangganya memamerkan keris itu kepada orang banyak. Begitu Kebo Ijo tidur, Ken Arok segera mengeksekusi Tunggul Ametung dengan keris tersebut, tentu setelah berunding dengan Ken Dedes.
"Permaisuri, kenapa Permaisuri kelihatan bersedih. Bukannya dengan menjadi permaisuri dari Tunggul Ametung, permaisuri sudah menjadi orang yang paling cantik di dunia."