Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Indra

TERVERIFIKASI

Swasta

Duka Tenaga Medis Melawan Corona, Ditolak Tetangga hingga Kehilangan Nyawa

Diperbarui: 27 Maret 2020   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tenaga medis di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Jumat (13/3/2020) | Kompas.com

“IDI berduka cita yang amat dalam atas berpulangnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban Pandemi Covid-19”, tulis akun resmi Instagram PB IDI pada Senin (23/3/2020).

Garda Depan Dalam Perang Melawan Covid-19

Lima tenaga medis yang meninggal akibat virus corona sejauh ini --semoga tak ada lagi-- adalah dr. Hadio Ali Sp. S, dr. Djoko Judodjoko Sp. B, dr. Laurentius P Sp. Kj, dr. Adi Mirsa Putra Sp. THT dan dr. Ucok Martin Sp. P. 

Sementara dr. Tony D. Silitonga yang sebelumnya dikabarkan meninggal akibat terpapar corona, telah diklarifikasi penyebab meninggal sebenarnya yakni serangan jantung dan kelelahan.

Bagaimanapun juga, tenaga medis menjadi garda terdepan dalam perang melawan Covid-19. Menempati posisi itu, rentan bagi mereka terpapar virus atau mengalami gangguan kesehatan akibat faktor lainnya.

Dilansir Antaranews, 3.000 tenaga medis di Cina terinfeksi virus corona dalam perjuangannya menyelamatkan para pasien. Hal itu diungkapkan oleh pejabat di Komisi Kesehatan Nasional China, Liang Wannian pada Senin, 24 Februari lalu. Sebulan berselang, amat mungkin jumlah yang disampaikan itu kini telah bertambah.

Di Belanda, sebagai dukungan warga terhadap para tenaga medis yang berjuang di tengah suasana lockdown, mereka rela bertepuk tangan massal selama 3 menit lamanya. Pada Selasa, 17 Maret malam waktu setempat, warga melakukan aksi itu di pinggir jalan depan rumah, halaman belakang, balkon, atau di dalam rumah dan depan jendela kaca.

Sementara di Indonesia, pemerintah menjanjikan insentif kepada para tenaga medis yang terlibat dalam penanganan pasien corona. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat meninjau kesiapan RS Darurat Covid-19 yang memanfaatkan Wisma Atlet (23/03/2020). Bagi dokter spesialis, tunjangan yang akan diberikan adalah sebesar Rp 15 juta sedangkan dokter umum dan dokter gizi akan menerima insentif sebesar Rp 10 juta.

Yang Berjuang, Yang Tersisihkan

Namun penghargaan pemerintah tak serta merta membuat para tenaga medis disambut bak pahlawan. 

Dilansir CNN Indonesia, beberapa waktu lalu terdapat laporan mengenai dokter dan perawat yang menangani pasien corona, ditolak oleh warga dengan alasan takut tertular. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline