Lihat ke Halaman Asli

Mas Gagah

TERVERIFIKASI

(Lelaki Penunggu Subuh)

Kicky Andy dan Beti Disosor Angsa

Diperbarui: 4 Juli 2019   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.dictio.id

Tontonan, barangkali bisa menjadi sebuah ukuran cara pandang masyarakat tentang kehidupan. Salah satu indaktornya adalah tontonan komedi. Semua orang tentu sangat suka komedi sebagai hiburan. Komedi menjadi selingan saat tekanan hidup begitu berat. Pada bangsa yang masih banyak masyarakat miskin, komedi menjadi progam acara yang ratingnya tinggi.

Hebatnya orang Indonesia, meskipun dalam keadaan susah, masih bisa tertawa gembira. Lihat saja tontonan acara misalnya standup komedi, ini talkshow, tawa sutra, facebookers, dan berbagai acara komedinya lainnya. Walaupun isinya membuli orang lain, acara ini ratingnya tetap tinggi.

Masih ingat dengan beberapa jargon "Muka Lu kayak comberan.." Mendengar lawakan tak bermutu ini kita menjadi tertawa. Masih banyak lagi lawakan yang isinya tak bermutu. Menggunakan hinaan phisik agar penonton tertawa. Acara seperti ini tetap saja memiliki rating yang cukup tinggi. Tak peduli apakah bermanfaat kebaikan untuk masyarakat penonton.

Kelucuan yang kebablasan ini tidak hanya populer di televisi, tetapi juga hijrah ke media sosial youtube. Barangkali pembaca sudah mengetahui, youtuber populer berasal dari komedian. Akun yotube ini jika ditelusuri jumlah penonton dan subcribernya puluhan ribu.

Beberapa waktu lalu saya mencari tutorial mengenai aplikasi Mendeley. Aplikasi ini biasa digunakan untuk membuat sitasi dalam penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi). Sudah ada orang yang membuat tutorialnya. Aplikasi ini cukup memudahkan saya membuat menuliskan referensi dalam tulisan (bodynote, dll).

Menurut saya tutorial Mendeley di yotube ini cukup menarik. Membantu saya untuk bisa belajar lebih dalam mengenai sitasi jurnal atau buku. Tetapi, tutorial ini justru sedikit sekali penontonya. Subcribernya pun sangat sedikit. Beberapa akun tutorial ini hanya dikomentar tidak lebih dari 100 orang. Video Tutorial Mendele yang dibuat oleh Perpustakaan FT UGM dengan judul "Mendeley: memasukan data ke Mendeley" hanya ditonton sebanyak 6.006x. Video tutorial ini memiliki subcriber sebanyak 58 orang dan terdapat komentar 3 orang.

sumber: https://www.youtube.com/watch?v=dSxfYS1Fc7E

Bandingkan juga dengan program Acara Kick Andy di Metro TV yang dipandu oleh Andi F Noya. Tonton yang menarik, edukatif, dan motivasi. Saya sering kali menonton acara ini melalui yotube karena sangat jarang menonton langsung di Televisi. Salah satunya acara dengan judul "Kick Andy-Muda, Kreatif, Moncer". Di Youtube dengan jumlah subscriber 1,5 juta acara ini hanya ditonton sebanyak 6.515x. Komentar yang muncul juga tidak banyak hanya 15 orang.

sumber: https://www.youtube.com/watch?v=TWR-_2FeVzQ

Bandingkan lagi dengan akun youtube Arif Muhammad yang populer dengan nama "Beti". Nama ini populer di youtube dengan berbagai kelakuan tak bermutu. Salah satu video yang populer dengan judul "Beti Di Sosor Angsa". Dengan jumlah subscriber 5,8 juta, video ini telah tonton sebanyak 24.615.518x dan komentar 16.214 orang. Bisa kita hitung berapa kali lipat jumlah penonton dan komentar dari video Kick Andy.

sumber: https://www.youtube.com/watch?v=E2fItoWgbfw

Saya tidak mengerti kenapa masyarakat lebih suka tontonan yang sifatnya konyol seperti Video "Beti Disosor Angsa" dibandingkan dengan menonton Video Kick Andy. Realitasnya, program acara komedi ini seperti "Beti" lebih banyak disukai oleh masyarakat dibandingkan dengan acara yang sifatnya edukatif seperti "Kick Andy".

Sudah sekian lama Indonesia merdeka, sepertinya kualitas tonton masyarakat kita belum berubah. Komedi yang tidak memberikan pendidikan moral, justru lebih disukai oleh masyarakat. Hal ini harusnya menjadi perhatian kita bersama.

Komedi boleh-boleh saja. Tidak ada yang melarang orang membuat video komedi. Tentunya komedi yang memberikan nilai edukasi terhadap masyarakat. Tentu kita masih ingat dengan Group Lawak Bagito pada jaman Era Orde Baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline