Lihat ke Halaman Asli

Marwiyah

Mahasiswa

Kebiasaan Sederhana Yang Menentukan Masa Depan

Diperbarui: 2 Mei 2025   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di tengah gemuruh dunia yang serba instan dan konsumtif, kebiasaan menabung sering kali dipandang sebelah mata. Banyak orang, terutama generasi muda, lebih tergoda untuk mengikuti tren gaya hidup kekinian ketimbang memikirkan rencana keuangan jangka panjang. Istilah seperti YOLO (You Only Live Once) menjadi pembenaran untuk menghabiskan penghasilan tanpa berpikir dua kali. Namun, apakah hidup benar-benar hanya tentang hari ini?

Menabung bukan sekadar aktivitas menyisihkan uang, melainkan cerminan dari kedewasaan berpikir dan kemampuan mengelola diri. Ia adalah kebiasaan yang melatih seseorang untuk berpikir jauh ke depan, menghadapi ketidakpastian, dan membangun masa depan yang lebih baik. Menabung adalah bentuk cinta pada diri sendiri di masa depan.

Bayangkan jika seseorang tidak punya simpanan ketika musibah datang tiba-tiba entah itu sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendesak lainnya. Tanpa tabungan, hidup bisa goyah dalam sekejap. Di sinilah menabung menunjukkan perannya sebagai "tameng" finansial. Ia memberi kita ruang bernapas ketika hidup terasa menekan, dan memberikan pilihan ketika semua terasa terbatas.

Lebih jauh, menabung bukan hanya soal menghindari masalah. Ia juga membuka peluang. Dengan tabungan yang cukup, seseorang bisa memulai usaha kecil, melanjutkan pendidikan, membeli aset produktif, atau sekadar menikmati masa tua dengan lebih tenang. Banyak kisah sukses pengusaha besar yang berawal dari keberanian memulai usaha dengan modal yang disimpan sedikit demi sedikit selama bertahun-tahun. Menabung adalah proses menanam benih harapan yang suatu hari akan tumbuh menjadi pohon keberhasilan.

Namun, di era digital saat ini, menabung menghadapi tantangan besar. Aplikasi belanja online, paylater, diskon dadakan, dan iklan yang menggoda di media sosial membuat kita semakin sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Generasi hari ini lebih akrab dengan konsep cashless, yang sering membuat transaksi terasa "tidak nyata". Uang mengalir tanpa terasa, dan baru tersadar saat saldo menipis.

Di sinilah pentingnya edukasi keuangan sejak dini. Sekolah dan keluarga harus mulai menanamkan nilai pentingnya menabung sejak anak-anak mulai mengenal uang. Bukan dengan menakut-nakuti, tapi dengan memberikan pemahaman bahwa menabung adalah bentuk tanggung jawab. Bisa dimulai dari hal kecil seperti menabung uang jajan, atau membuat target sederhana seperti membeli buku dari uang sendiri.

Teknologi pun sebenarnya bisa menjadi sahabat menabung. Banyak aplikasi keuangan sekarang menawarkan fitur-fitur yang memudahkan kita mengatur pengeluaran dan membuat target tabungan. Bahkan, dengan auto-debit, kita bisa secara otomatis memindahkan sebagian pendapatan ke rekening tabungan setiap bulan tanpa perlu berpikir ulang.

Menabung juga tidak selalu soal nominal besar. Justru, menabung yang paling efektif adalah yang dilakukan secara konsisten, meskipun dalam jumlah kecil. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Yang terpenting adalah membentuk kebiasaan. Ketika menabung sudah menjadi gaya hidup, maka besar kecilnya uang bukan lagi masalah utama.

Akhirnya, menabung bukan hanya tentang mengumpulkan uang, melainkan tentang membentuk karakter: disiplin, sabar, dan bijak. Ia mengajarkan kita untuk tidak selalu menuruti nafsu sesaat, dan lebih menghargai proses. Di tengah ketidakpastian hidup dan ekonomi yang terus berubah, menabung bisa menjadi salah satu cara paling realistis untuk bertahan dan berkembang.

Jadi, sebelum tergoda membeli barang yang belum tentu kita butuhkan, mari tanya pada diri sendiri: apakah kita sudah cukup menabung hari ini? Sebab, keputusan-keputusan kecil yang kita buat sekarang, akan sangat menentukan kenyamanan kita di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline