Lihat ke Halaman Asli

Martinus Rehan Uran

Martinus Rehan Uran , seorang pendidik pada sekolah menengah pertama

Paradigma Kognitivisme Lev Vigotsky dalam Dinamika Belajar Kelompok

Diperbarui: 1 Oktober 2021   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Social Learning  dalam kognitivisme Lev Vigotsky menjadi sebuah paradigma dalam mendasain proses pembelajan yang efektif untuk menciptakan pembelajaran yang interaktif antar siswa. 

Proses pembelajaran yang menciptakan interaksi, sangat membantu seorang anak  menyadari diri dan segala potensinya. Interaksi  yang menarik untuk direfleksikan yakni kerja kelompok. Menarik direfleksikan dengan bersumber pada  paradigma kognitivisme Lev Vigotsky. 

Bahwa pengetahuan seorang anak secara kodrati sudah ada di dalam dirinya tetapi belum bisa dioptimalkan. Seorang anak menyadari kemampuannya ketika mengalami bahwa apa dilihatnya, disimpulkan dan dikatakan berbeda dengan yang lainnya.

Karena itu kekuatan berinteraksi seorang anak dalam kerja kelompok berpengaruh penting dalam kognitifnya karena menurut Lev Vigotsky bahwa apa yang dilakukan bersama orang lain akan lebih sukses  dibandingkan dilakukan sendiri. 

Karena itu Vigotsky menekankan social learning. Penekanan pada aspek social learning  membantu seorang guru dalam merancang konsep pembelajaran yang tepat dan efektif dalam pelaksanaannya. 

Mendesain proses pembelajaran dengan konsep social learning sebagai upaya strategis memperluas kognitif siswa ketika budaya teknologi memanjakan kerja otak. 

Sikap malam berpikir, mencari tau dan berpikir kritis. Karena itu konsep social learning dapat diterapkan di kelas pembelajaran melalui kerja kelompok. 

Penerapannya harus dibangun dari guru yang kreatif mendesain konten pembelajaran. Sebagai contoh seorang guru membuat konten pembelajaran. Materi didesain dalam sebuah video yang menarik. 

Video yang sama itu dibagikan dalam beberapa kelompok untuk ditonton bersama lalu setiap pribadi menuliskan apa yang dipahaminya dari video tersebut. 

Dalam kelompok kecil itu setiap siswa secara leluasa menyampaikan apa yang dia mengerti. Ketika ada persamaan dan perbedaan  yang diterima dalam proses itu maka secara spontan setiap anggota mulai mempertanyakan dan mencari tau apa yang membedakan dan membuat sama. 

Dengan proses sederhana ini anak mulai mengaktifkan kerja otaknya untuk terus berpikir menemukan arti yang sebenarnya. Anak tanpa sadar secara otonomi membangun kebenaran baru dalam dirinya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline