Lihat ke Halaman Asli

Marius Gunawan

TERVERIFIKASI

Profesional

Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Apa Keberhasilan dan PR yang Masih Tersisa?

Diperbarui: 4 Oktober 2025   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. (ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso via Kompas.com)

Satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah berjalan. Dalam hitungan politik, setahun memang terlalu dini untuk menilai sebuah rezim secara menyeluruh. Namun, terlalu naif juga bila publik hanya menunggu tanpa berani mengukur sejauh mana janji-janji politik di atas panggung kampanye mulai diuji di jalanan kebijakan.

Pemerintahan ini datang dengan tema "Keberlanjutan" --- melanjutkan program-program yang diwariskan Presiden Joko Widodo, sekaligus menyuntikkan beberapa terobosan baru. Tetapi, seperti kata filsuf Denmark Sren Kierkegaard, "Hidup hanya bisa dipahami ke belakang, tapi harus dijalani ke depan." Maka, menengok ke belakang satu tahun ini adalah kewajiban, agar arah ke depan tidak salah pijak.

Keberhasilan yang Tercatat

Pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2025 tercatat 5,12 persen (BPS, Agustus 2025). Angka ini sedikit di atas rata-rata global dan cukup meneguhkan stabilitas ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global, mulai dari krisis pangan hingga gejolak geopolitik. Ekonom senior Chatib Basri menyebut capaian ini "cukup baik, meski belum istimewa," mengingat tekanan inflasi pangan yang masih menghantui.

Di sektor pangan, pemerintah mengklaim berhasil mencapai swasembada beras. Menteri Pertanian mengumumkan bahwa produksi padi 2025 naik sekitar 3 persen dibanding tahun sebelumnya, cukup untuk menutup kebutuhan dalam negeri. Bila klaim ini benar, capaian tersebut pantas diapresiasi, sebab swasembada beras selalu menjadi mimpi lama yang kerap berakhir dengan defisit.

Di sisi keberlanjutan, proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) tetap berjalan. Meski kontroversial, pembangunan infrastruktur dasar seperti air bersih, jalan, dan kantor pemerintahan disebut mencapai 45 persen (data Kementerian PUPR, September 2025). Hilirisasi nikel dan bauksit juga terus dikampanyekan, meski manfaat langsung bagi masyarakat bawah belum terasa.

Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Kompas)

Program Unggulan: Antara Janji dan Realita

Di atas kertas, program unggulan Prabowo-Gibran terdengar manis. Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Garuda, Sekolah Rakyat, hingga Koperasi Merah Putih. Namun, implementasi tak selalu seindah visi.

Program MBG justru menuai kontroversi. Kasus keracunan ribuan siswa di Jawa Tengah dan Sulawesi pada awal September lalu memperlihatkan lemahnya kontrol mutu dan tata kelola. Alih-alih menjadi simbol perhatian negara terhadap gizi anak, program ini kini dipandang sebagian masyarakat sebagai proyek terburu-buru yang dipaksakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline