Lihat ke Halaman Asli

Mang Pram

TERVERIFIKASI

Rahmatullah Safrai

Bersahabat dengan Gay Pengidap HIV Itu Berat

Diperbarui: 2 November 2019   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: alodokter

Reuni, menjadi ajang tahunan temu kangen dengan sahabat lama. Kekompakan di kelas IPS saat SMA dulu rupanya tidak luntur hingga 12 tahun kemudian. Reuni tidak hanya membangkitkan cinta lama bersemi kembali, namun seusainya membawa satu permasalahan yang serius.

"Ayo tes darah dulu, biar ketahuan positif atau tidaknya," ajak Amir.

Hati saya langsung terusik. Saya memastikan tidak ada keluhan apapun dalam tubuh saat ini. Amir sekarang bertugas di Dinas Kesehatan. Jikapun berjumpa biasanya di dalam satu acara atau sekedar ketemu di jalan saja.

Namun 3 hari usai acara reuni, Amir datang dengan memasang raut wajah yang basah dengan keringat, tampak rasa kekhawatiran yang tinggi.

Amir mengajak saya melakukan tes HIV. Siapapun pasti akan merasa kaget dengan ajakan itu. Saya merasa, Amir sedang menakut-nakuti saya.

Obrolan semakin serius, ketika Amir menanyakan hubungan saya dengan sejumlah orang. Saya pastikan baik-baik saja, karena tidak pernah melakukan hubungan seksual secara bebas.

"Terkadang yang baik-baik saja, belum tentu baik," kata Amir berbisik. Perkataan ini semakin mengusik emosi saya. Kemudian saya mencoba membuka diri, obrolan lebih baik segambalngnya saja.

Pada akhirnya Amir menyebutkan sebuah nama, panggil saja G. Amir menduga saya dan G ada hubungan spesial. Beberapa kali sempat  menjumpai saya dan G jalan bersama. 

Bahkan datang ke reuni pun bersama G. Hubungan saya dengan G memang sudah jadi konco kentel akhir-akhir ini. Apalagi kami banyak bertemu untuk melakukan aktivitas olahraga di tempat fitness dan futsal.

G memang rupawan, tubuhnya atletis, dan berpendidikan. Memiliki usaha distro yang bisa mencukupi kehidupannya. Bahkan ketika G kerap mendapatkan bully, kapan menikah? Dia selalu saja menjawab dengan candaan. 

Entah dalam hatinya merasa tersinggung, tapi dia selalu menunjukan bahwa hidupnya selalu bahagia. Bahkan selalu membawa keceriaan kepada orang disekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline