Lihat ke Halaman Asli

Maryati

Ibu dari 4 orang anak

Berita Duka di Bulan Puasa, Seorang Janda Tua Kini Telah Tiada

Diperbarui: 4 Juni 2021   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berita Duka di Bulan Puasa, Seorang Janda Tua Kini Telah Tiada

Seorang Nenek yang sangat gigih, untuk mempertahankan hidupnya. Setiap hari dia bekerja, mencari sesuap nasi. Tanpa mengenal lelah, keluh dan kesah. Dia selalu energik tatkala dia beraktivitas. Kini beliau telah tiada untuk selama-lamanya.

Dia adalah seorang Nenek yang memiliki Cucu banyak, mungkin karena Anaknya juga banyak. Kesehariannya hanya bekerja dan bekerja. Tak jarang orang tua bisa berbuat seperti apa yang dilakukan oleh Nenek itu. Sebut saja dia namanya Nenek Oliv, karena orang-orang memanggilnya begitu. Mungkin karena cucu pertamanya bernama Oliv.

Setiap pagi, dia harus berjualan di Kantin milik Yayasan Bina Ummah. Bersama Anaknya, setiap hari menyediakan makanan untuk keperluan Karyawan, Guru-guru dan juga Siswa- siswi yang berada di sana ataupun Santriwan yang sedang mondok. Mengapa tidak dengan Santriwati aku sebutkan? Karena di situ baru menerima Santriwan saja untuk mondok. Jadi Santriwatinya tiap hari pulang pergi Sekolah dan juga rumah.  

Melihat kegigihannya, semua orang tidak akan mengira bahwa Nenek itu mengalami penyakit yang cukup berat. Jangankan orang lain, Anak dan Cucunya pun mengira Nenek mereka baik-baik saja. Puasa Ramadhan pun tetap beliau jalani, hingga beliau dikatakan sakit masuk rumah sakit.

Tepatnya setelah seminggu rawat inap di Rumah Sakit, Nenek Vio menghembuskan nafasnya yang terakhir. Yaitu pada tanggal 3 Mei 2021 bertepatan dengan puasa Ramadhan yang ke-21 pada siang hari. Di makamkan setelah usai Salat Ashar di Pemakaman Umum Sei Temiang.

Kami di grup merasa kaget mendengar berita duka itu, karena tidak ada kabar adanya sakit yang diderita Nenek itu sebelumnya. Kemungkinan juga karena ke tidak tahuan tentang informasi yang ada, sebab beliau tidak satu RT dengan kami dan juga beda grup Majelis Taklim.

Sedikit sekali orang yang bertakziah. Kemungkinan karena situasi sekarang ini yang masih berada di masa pandemik. Jadi kami selaku tetangga merasa bertanya-tanya, apa boleh bertakziah? Dan beliau sakit apa? Termasuk aku sendiri merasa ragu untuk  pergi bertakziah. Kebetulan juga pagi itu, kepalaku merasa pusing. Jika aku memaksakan pergi ke sana, nanti aku bisa mual dan muntah karena mencium aroma wewangian bunga rampai yang di campur daun pandan.

Namun, aku pergi juga ke rumah duka setelah Salat Magrib. Berdua bareng tetanggaku, membawa amplop sebagai tanda peduli terhadap sesama. Memberikan semangat dan menghibur pada keluarga yang ditinggalkannya.

Saat berkunjung malam itu, aku baru tahu semua yang dialami oleh Nenek Vio. Anak sulungnya menceritakan semua kepadaku. Termasuk situasi yang di alami di rumah duka. Nenek itu mengalami penyakit kanker serviks stadium 4 yang paling ganas dan paling mematikan. Selama ini dia tidak di rasa penyakitnya. Hanya selama di rawat seminggu itulah dia mengalami sakit yang begitu memuncak di area perut. Akan tetapi, pada akhirnya dia di operasi juga.

Setelah operasi, keadaan dia sempat membaik. Mau makan dan mau minum. Namun, malaikat maut telah menjemputnya di bulan yang suci yaitu tanggal 21 Ramadhan 1442 H. Beliau pun juga berpesan pada Anaknya yang paling besar yaitu Mama Oliv, bahwa dia ingin dikuburkan di atas makam Anaknya yang paling bungsu yang telah meninggal 10 tahun yang lalu.  
Mamaknya Oliv bercerita juga, bahwa saat memandikan Jenazah, dari dalam mulut beliau masih ada sisa-sisa darah yang keluar. Kemungkinan hal ini, karena pemakaian selang yang di cabut dan meninggalkan sisa pada selang tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline