Lihat ke Halaman Asli

Mahir Martin

TERVERIFIKASI

Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Menjadi "Super Parents" yang Terus Belajar

Diperbarui: 28 Maret 2021   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Super Parents (SHUTTERSTOCK via kompas.com)

"Sepatu anak itu semestinya dipakaikan ke anak, bukan untuk dipakaikan ke ibunya," itu yang dikatakan Ibu Auliya Ulil Irsyadiyah, M.Psi., Psikolog untuk menutup sesi School of Parents Class hari pertama yang mengangkat tema "How to be Super Parents".

Kegiatan webinar parenting ini digagas oleh eduparents, divisi orangtua dari konsultan pendidikan eduversal. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dasar parenting kepada guru yang mengajar di sekolah yang bermitra dengan eduversal.

Kehendak Orangtua

Menurut saya, kalimat penutup yang dikatakan narasumber terasa begitu mengena. Terkadang orangtua memang terlalu memaksakan kehendak kepada anaknya. Misalnya, orangtua terkadang memaksakan anaknya untuk mengikuti kursus ini dan itu, padahal anaknya sendiri tidak menginginkannya.

Hal ini yang perlu dihindari. Seharusnya tugas orangtua adalah memfasilitasi anak untuk belajar apapun hal baik yang ingin dipelajari anaknya. 

Ketika orangtua memaksakan kehendaknya, sejatinya orangtua sedang menyulitkan dirinya sendiri. Anak yang terbiasa mengikuti kehendak orangtua akan mengalami kekurangan kepercayaan diri dan kemandirian. Akhirnya, anak akan sangat tergantung dengan orangtuanya.

Lantas, apa yang seharusnya orangtua lakukan? Untuk menjawabnya, saya akan mencoba memberikan contoh dengan analogi lego. 

Orangtua bisa membelikan mainan lego untuk anaknya, lalu orangtua memberikan contoh bentuk-bentuk yang bisa dibuat dengan lego tersebut. 

Kemudian, anak akan memilih sendiri bentuk apa yang ingin ia buat. Sesudahnya, tugas orangtua adalah mengawasi dan membimbing anak dalam membuat bentuk yang dia inginkan tersebut.

Namun, sudah pastinya tidak melulu orangtua akan memberikan kebebasan memilih kepada anak. Ada saatnya orangtua bersikap demokratis. 

Maksudnya, orangtua juga bisa memberikan arahan kepada anak sebelum si anak memilih apa yang ia inginkan. Misalnya, orangtua perlu bersikap demokratis dalam pemilihan sekolah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline