Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Susah Kaya: Terjebak di Antara Kelas Menengah dan Mimpi Menjadi Kaya

Diperbarui: 3 Maret 2024   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOTO: HARIANKOMPAS.COM

Pernahkah kamu merasa terjebak dalam lingkaran "susah kaya"? Di satu sisi, kamu merasa tidak berhak menerima bantuan sosial karena masih mampu membeli es kopi dan menabung untuk sepatu idaman. Di sisi lain, kamu juga tidak bisa dikatakan kaya karena jauh dari kata mapan, bahkan awal bulan terasa seperti tanggal tua.

Fenomena "susah kaya" ini bukan hal yang asing. Harian Kompas menaksir ada 126 juta masyarakat Indonesia yang tergolong kelas menengah atau kelompok "susah kaya" dan calon kelas menengah atau kelompok "rentan miskin". Kelompok ini menjadi yang paling rentan saat terjadi pelambatan ekonomi.

Merangkak dari Kelas Menengah ke Kelas Atas: Modal dan Bantuan yang Dibutuhkan

Bagi mereka yang berhasil merangkak dari kelas menengah ke kelas atas, modal dan bantuan menjadi faktor penting. Modal bisa berupa pendidikan, keterampilan, koneksi, dan bahkan modal finansial. Bantuan bisa datang dari berbagai pihak, seperti keluarga, pemerintah, dan komunitas.

Bentuk bantuan dari pemerintah bisa berupa:

  • Pendidikan dan pelatihan: Meningkatkan kualitas SDM melalui beasiswa, program pelatihan kerja, dan pendidikan vokasi.
  • Kemudahan akses permodalan: Memberikan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga rendah, program inkubasi bisnis, dan akses ke venture capital.
  • Infrastruktur dan regulasi yang mendukung: Mempermudah perizinan usaha, membangun infrastruktur yang memadai, dan menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Terjebak dalam "Cukup": Gaji dan Tantangan Menuju Kaya

Bagi mereka yang masih terjebak dalam gaji "cukup", berbagai faktor bisa menjadi penyebabnya, seperti:

Biaya hidup tinggi: Tinggal di kota besar dengan biaya hidup tinggi dapat menghambat upaya menabung dan berinvestasi.

Tanggung jawab keluarga: Beban untuk membiayai keluarga, seperti pendidikan anak dan kebutuhan orang tua, dapat menguras pendapatan.

Kurangnya edukasi keuangan: Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dan investasi dapat menghambat upaya mencapai kekayaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline