Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Teana - Teana (Part 6 - Lanjutan 3)

Diperbarui: 21 April 2017   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: goldwallpapers.com

“Kau sudah minum terlalu banyak Haydar. Ayo kita pulang.” ajak Ghalib sahabatnya.

“Tidak… Aku masih ingin minum – minum malam ini.” ucap Haydar sambil meraih gelas diatas mejanya setelah ia mengibaskan tangan kanannya untuk menolak ajakan Ghalib.

Ghalib hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan sahabatnya itu.

“Haydar, ini sudah hampir larut malam. Kita harus kembali ke penginapan. Karena besok pagi – pagi sekali kita harus pulang ke Kota Hegra.” bujuk Ghalib dengan sabarnya.

Namun Haydar masih saja tidak beranjak dari mejanya. Ia malah meminta sebotol minuman lagi kepada pelayan.

“Tuan, biar saya saja yang mengatasi semuanya. Tuan pergilah ke pemilik kedai untuk membayar minuman kita ini.” ucap Manaf  kepada Ghalib.

Manaf tahu benar bahwa Ghalib telah kehabisan akal untuk mengajak Haydar pulang. Wajahnya nampak lelah. Sehingga Manaf mencoba membantu Ghalib untuk membujuk Haydar pulang.

“Baiklah Manaf, kau urus Haydar. Biar aku membayar minuman kita ini.” jawab Ghalib singkat.

Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri pemilik kedai untuk membayar minuman mereka.

Suasana kedai Zubi makin ramai saja. Musik gambus mengalun bersahut – sahutan dengan alunan merdu seruling.

Satu persatu penari mulai bermunculan. Menyuguhkan tarian – tarian khas padang pasir. Tarian perut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline