Lihat ke Halaman Asli

Syariat Islam Vs Syariat Aceh

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan - jalan ke serambi mekah menimbulkan beberapa pertanyaan baru dalam hari saya. pertanyaan ini sebenarnya terinspirasi dari khutbah jumat oleh salah satu khabtib di mesjid yang saya singgahi. namun saya lupa mencatat nama ulama tersebut.

khatib tersebut memulai ceramahnya dengan mengangkat pesan dari Hasan Tiro (Tokoh GAM) tentang penegakan kebenaran. si khatib melanjutkan ceramahnya dengan kisah perjanjian helsinki yang salah satu isinya adalah aceh diizinkan untuk menjalankan syariat Islam, namun pertanyaan si khatib kenapa hingga saat ini pemerintah aceh tidak menjalankannya dengan sempurna, padahal NKRI sudah mengizinkannya.

Sepulang sholat saya keliling2 kota banda Aceh dan bertapa takjubnya saya melihat :

Bank Konvensional masih menjamur

Tim bola (persiraja) bebas bermain dengan celana pendek (menampakkan aurat)

lokasi hiburan (pemandian) ada yang bercampur laki-laki dan perempuan.

ada maling ketangkap basah, rame2 dihajar dan dibawa ke kantor polisi untuk dipenjara (tidak dipotong tangan)

memangsih ada peraturan hukuman yang sudah dibuat yaitu hukum cambuk, namun jumlah cambukannya masih sangat sedikit, tidak seperti yang diterpkan di masa rasulullah SAW dan para sahabat.

akhirnya, sepulang saya dari sana, saya baru mengerti, rupanya pemerintah disana sedang sibuk ngurusin bendera dan lambang. NTAH DIMANA SYARIAT ISLAMNYA!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline