Media sosial TikTok dibanjiri dengan cuplikan syair yang bertuliskan "Tob Tobi Tob." Banyak yang penasaran, siapakah sosok di balik puisi ini?
Judul asli syair tersebut adalah "Shaut shafir albulbuli", yang secara harfiah berarti "Siulan Burung Bulbul". Pengarang syair ini adalah Abdul Malik bin Quraib Al-Asma'i atau dikenal juga dengan nama Al-Asma'i.
Petikan liriknya sebagai berikut:
Shautu shufayr albulbal hayyij qalbi altsamaliu
Almau walzuhr maean mae zahr lihazi almaqli
Wa'ant ya siadli wasidi wamulili
Fakam fakum taymali ghazil eaqiqali
Qatafath min wajnat man lathim ward alkhajali
Faqal la la la la la faqad ghadan muharuili
Walkhud malt taraban man faeal hadh alrajlii
Fulult wwlult wli wali ya wylli
Faqult la tululi wabini alluwluly
Qalat lah hin kadha 'iinhid wujid bialnaqlii
Wafatiat suqunani qahwat kaleuslalii
Shamamtuha bi'anfi 'azkaa min alqaranafilii
Fi wasat bustan huliyin bialzahr walsurur li
Waleud dindan din li waltabl tabtab tabaliun
Tab tabtab tibi tabtab tib tabtab tabtab li
Walsaqf saqu saqi siqi li walraqs qad tab 'iilaya
Shawaa shiwaa washahshi ealaa waraq sifarijali
Wagharad alqamar bisayh wala yanfi manayiy
Walaw tarani rakiban ealaa himar 'ahzal
Yamshi ealaa thalathat kamishyat alearinjali
Walnaas tarjam jamali fi alsuwq bialqalaqalali
Walkulu kaeakae kaeakae khalfi wamin huaylli
Lakin mashit hariban min khashyat aleaqanqali
'Iilaa liqa' malik muezam mubjiliun
Yamuruni bikhaleat hamra' kaldam damali
'Ajar fiha mashya mubghadudan lildhiyli
'Ana al'adib al'almaeiu man hayi 'ard almusli
Nazamt qatean zakhraft yaejaz eanha al'adbaliu
'Aqul fi matlaeiha sawt sufayr albalbalii
Mengutip Sonora, syair itu merupakan puisi Arab klasik yang ditulis oleh penyair dan ahli bahasa Arab terkenal abad kedelapan yaitu Asma'i. Puisi ini menunjukkan keindahan bahasa Arab dan permainan kata-kata yang rumit.
Menurut kisah, Khalifah Abbasiyah saat itu ingin menguji para penyair dan menantang mereka untuk menciptakan puisi yang sulit ditiru atau dihafal secara langsung. Jika gagal, mereka harus menyerahkan emas atau hartanya kepada Khalifah.
Dikenal dengan kecerdasannya, Al-Asma'I menciptakan syair "Shaut Shafir Al-Bulbuli", yang penuh dengan metafora, aliterasi, dan permainan bunyi yang sangat sulit untuk diingat dan ditulis ulang secara akurat.
Isi utama syair tersebut menggambarkan kisah cinta penuh gairah yang disampaikan dengan berbagai metafora alam, seperti burung bulbul, bunga, kopi, dan kebun. Penyair mengungkapkan perasaan cinta yang begitu mendalam dengan bahasa yang kaya dan penuh irama.
Namun, di balik kisah cintanya, tujuan utama dari syair ini adalah untuk menunjukkan kepiawaian Al-Asma'i dalam bermain kata dan menjebak orang-orang yang mencoba menghafalnya.
Mengutip Republika, kemampuan Al-Asma'i sebagai penyair klasik juga diakui oleh Khalifah Harun Arrasyid. Ketika itu, sang khalifah sedang lelah. Dia kemudian memerintahkan kepala rumah tangga istananya untuk mencari seseorang yang bisa menghiburnya.
Muncullah sosok Al-Asma'i, yang ternyata bisa membuat Sang Khalifah puas. Tak hanya memuji, Khalifah juga menghadiahinya uang sebesar 3.000 dirham. Plus 29 ribu dirham dari Perdana Menteri.
Sebagaimana dikutip dari Encyclopedia of Islam, nama lengkap Al-Asma'i adalah Abd al-Malik ibn Quraib al-Asma'i. Dia lahir di Basra pada 739 Masehi. Selain sebagai penyair, Al-Asma'i juga dikenal sebagai ahli botani.
Karya yang terkenal di antaranya adalah Kitab Ibil, Kitab Khalil, Kitab Wuhush, Kitab Sha, dan Kitab Khalqal Insan. Karya terakhirnya tentang anatomi manusia membuktikan pengetahuannya yang mendalam dan luas mengenai bidang tersebut.
Di istana Khalifah Bani Abbasiyah, Al-Asma'i disebut sebagai pelopor studi zoologi dalam ilmu anatomi hewan-manusia.
Karyanya yang paling penting dalam dunia sastra adalah Asma'iyyat, sebuah antologi puisi yang dianggap berjasa menyusun sebuah epik tentang kehidupan Antarah ibn Shaddad, yang juga dikenal sebagai Antar. Dia adalah seorang kesatria dan penyair Arab pra-Islam. Ia dikenal karena puisinya dan kehidupan petualangannya.
Asma'iyyat kemudian menjadi sumber utama puisi Arab awal yang unik yang kemudian dikumpulkan dan diterbitkan ulang pada era modern oleh orientalis Jerman Wilhelm Ahlwardt.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI