Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Modal Diplomasi Jokowi Bertemu Biden di KTT ASEAN-AS

Diperbarui: 12 Mei 2022   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden AS Joe Biden (kedua dari kanan) berbicara dengan Presiden Indonesia Joko Widodo (kedua dari kiri) saat pertemuan bilateral pada Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia, pada 1 November 2021.| AFP/BRENDAN SMIALOWSKI  via tribunnews.com

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berada di Amerika Serikat (AS). Jokowi akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus ASEAN-Amerika Serikat (AS) di Washington D.C, 12-13 Mei 2022. 

Meskipun KTT ini memiliki arti sangat strategis bagi AS dan ASEAN, pemerintah Indonesia juga memiliki kepentingan strategis dengan AS.

Sebagaimana penyelenggaraan KTT ASEAN sebelumnya, biasanya setiap negara berusaha bertemu secara bilateral dengan mitra dialognya setelah atau di sela-sela pembicaraan mengenai agenda regional. Presiden Jokowi tampaknya menyadari kenyataan bahwa Presiden Biden menunggu pembicaraan bilateral itu.

Dalam KTT itu, Indonesia memiliki modalitas kuat dalam berdiplomasi dengan AS. Beberapa modalitas itu merupakan respon kebijakan luar negeri Indonesia terhadap berbagai perkembangan internasional baru-baru ini.

Presidensi G20

Dalam posisinya sebagai presiden G20 pada 2022 ini Presiden Jokowi telah mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali akhir tahun ini. Melalui undangan itu, Jokowi menegaskan kepentingan Indonesia bahwa KTT G20 dapat menjadi katalisator pemulihan ekonomi dunia.

Tugas presidensi Indonesia di G20 ini sangat berat, yaitu mendorong pemulihan ekonomi dunia tidak sekadar mengantisipasi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19, tetapi juga dampak ekonomi dari perang Rusia-Ukraina.

Terkait dengan undangan kepada Presiden Ukraina, Jokowi juga telah menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin agar hadir di KTT G20. Putin telah menyatakan kesediaan hadir dalam forum tersebut, walaupun belum dikonfirmasi lebih lanjut mengenai kehadiran Putin secara langsung atau tidak langsung.

Dengan undangan kepada Ukraina dan Rusia, pemerintah Indonesia sudah mengirimkan pesan kepada anggota G20 lainnya, termasuk AS. Pesan itu merupakan bagian dari kebijakan Indonesia untuk tidak memihak kepada pihak manapun. 

Namun begitu, Indonesia pada saat yang sama tidak pernah membenarkan dan memaafkan agresi oleh negara manapun yang mengancam kedaulatan negara lain, termasuk operasi militer khusus Rusia kepada Ukraina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline