Lihat ke Halaman Asli

Lina M

Wisteria

Ketika "Ya Sudah! Mau Bagaimana Lagi?" Menjadi Tanggapan yang Dianggap Bijaksana

Diperbarui: 23 Mei 2021   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pexels/Elina Sazonova

Nasi sudah menjadi bubur. Mau gimana lagi? Ya sudah! Mau ditangisi seperti apa, mau dikejar sampai mana, mau ditunggu sampai kapan, mau dipertahankan sampai bagaimana kalau memang sudah terjadi mau apa lagi? Sesuatu yang telah terjadi tidak dapat dibenahi apapun upayanya. Kecewa? Tentu saja, hal itu tidak dapat dihindari. Ya, benar. Menyesal merupakan sikap manusiawi ketika kecewa mengenai sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi.

Sesuatu yang terlanjur dan sudah terjadi tidak dapat untuk dibenahi. Menerima kenyataan dan mengambil hikmah selalu menjadi pilihan terakhir yang dianggap sebagai pilihan bijak. Ya sudah! Mau bagaimana lagi?

Ya sudah! Mau bagaimana lagi? 

Meski demikian tidak sedikit sesuatu yang terjadi bukan hasil keputusan kita secara langsung. Terkadang apa yang kita alami ialah imbas dari perilaku orang lain. Inilah yang disebut kesialan. Kita sudah bersikap hati-hati, akan tetapi belum tentu dengan orang lain. Memang untuk beberapa hal, melibatkan diri terlalu lama dalam masalah hanya akan membuat lelah dan banyak berkorban. Pilihan sikap ini memang sedikit merugikan, terkesan menjadi tersangka yang melakukan kekeliruan, akan tetapi mengalah kadang kala menjadi jalan terbaik dalam mengakhiri suatu masalah.

Ya sudah! Mau bagaimana lagi? 

Terkesan datar namun ketika sudah tidak dapat memberi reaksi apapun, bahkan jika hanya diam saja sepertinya malah menekan, tanggapan demikian cukup memberi sugesti bahwa tidak apa-apa atau baik-baik saja. Dalam situasi kacau, tidak banyak orang yang mampu menanggapi dengan cara seperti itu karena telah larut dalam masalah. Bukannya sok kuat, tidak memberikan reaksi secara berlebihan kiranya lebih baik ketimbang terus menyalahkan keadaan sekarang serta mengutuk masa lalu.

Ya sudah! Mau bagaimana lagi?

Ketika segalanya menjadi embuh, semuanya ora nggenah, sama sekali sudah tidak peduli dengan apapun yang terjadi atau mungkin tidak mau tahu, lalu apa tanggapan ter-enaknya?

Ya wis! Arep kepiye maneh?

Bilang gitu sambil ngopi. Ah sedaaap ......

Tanggapannya demikian sederhana dan ringan, sekaligus meradang. Sisi gelap ialah terkesan meremehkan serta cuek dengan masalah berikut dengan cara penangannya, membuat kita lupa untuk belajar mengenai setiap hal yang terjadi di kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline