Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro Merancang Metode Filtrasi Grease Trap untuk Pengelolaan Limbah UMKM Otak-Otak di Desa Kerokan

Diperbarui: 15 Februari 2024   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerahan Inovasi Grease Trap kepada UMKM Otak-Otak (Dokumentasi pribadi, 2024)

Kerokan, Tlogomulyo, Temanggung (26/01/2024) – Desa Kerokan terletak di Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, merupakan salah satu wilayah yang menonjol dengan empat dusun yang membentuk keberagaman unik, yakni Dusun Jambon, Dusun Kerokan, Dusun Ngaglik, dan Dusun Kuwadakan. Dengan lokasinya yang strategis, desa ini menjadi pusat potensial dengan dominasi sektor perkebunan cabai, tembakau, dan jagung, serta kegiatan peternakan kambing dan domba.

Pentingnya peran ekonomi masyarakat di Desa Kerokan tidak hanya tercermin dari sektor pertanian, namun juga dari keberagaman unit mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang turut menyokong perekonomian lokal. UMKM seperti UMKM Otak-Otak, UMKM Roti Pisang, UMKM Jamu Tradisional, dan UMKM Tahu memberikan kontribusi signifikan terhadap keberlanjutan ekonomi di tingkat desa.

Proses pembuatan Otak-otak (Dokumentasi pribadi, 2024)

Namun, di balik prestasi ekonomi ini terdapat permasalahan yang harus diatasi, khususnya dalam pengelolaan limbah. Kegiatan UMKM sering kali menghasilkan limbah yang perlu dikelola dengan bijaksana. Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius terhadap implementasi praktik pengelolaan limbah yang tepat guna dan berkelanjutan.

Fokus utama pengelolaan limbah di Desa Kerokan terpusat pada UMKM Otak-Otak. UMKM ini menghadapi kendala serius dalam pengelolaan limbahnya yang berdampak buruk bagi warga setempat. Saat ini, pengelolaan limbah di pabrik otak-otak belum terlaksana dengan baik, limbah hanya dibuang begitu saja ke lingkungan sekitar sehingga menyebabkan pencemaran air dan udara yang merugikan masyarakat dan ekosistem setempat.

Survei lokasi pembuangan limbah otak-otak (Dokumentasi pribadi, 2024)

Tempat pembuangan limbah otak-otak (Dokumentasi pribadi, 2024)

Bapak Ali, selaku pemilik usaha UMKM Otak-otak di Desa Kerokan, mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya dalam pengelolaan limbah otak-otak. "Saya masih mencari solusi untuk mengatasi limbah otak-otak, saat ini limbah hanya saya buang ke selokan. Pada musim hujan, tidak terlalu bermasalah karena limbah terbawa arus air dan segera hilang. Namun, pada musim kemarau limbah otak-otak menumpuk di selokan dan menimbulkan bau yang sangat menyengat," ujarnya dengan rasa perhatian terhadap permasalahan tersebut.

Dengan semangat untuk memberdayakan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan, mahasiswa KKN TIM I UNDIP memulai kolaborasi yang erat dengan UMKM otak-otak di Desa Kerokan. Fokus utama proyek adalah mengidentifikasi, merancang, dan menerapkan solusi yang dapat mengurangi dampak negatif limbah UMKM terhadap lingkungan sekitar.

Diskusi terkait desain inovasi Grease Trap (Dokumentasi pribadi,2024)

Salah satu langkah inovatif yang diambil adalah penerapan metode filtrasi Grease Trap. Metode ini tidak hanya mampu menyaring kotoran dan lemak dari limbah otak-otak, tetapi juga memiliki potensi untuk menghasilkan limbah yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Mahasiswa KKN TIM I UNDIP merancang desain inovasi Grease Trap dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Tidak hanya itu, mahasiswa KKN TIM I UNDIP juga menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk mengestimasikan total biaya yang dikeluarkan untuk membuat Grease Trap tersebut. Terdapat tiga Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun. RAB pertama membutuhkan total dana sebesar Rp 1.000.000, RAB kedua membutuhkan total dana sebesar Rp 3.000.000, dan RAB ketiga membutuhkan total dana sebesar Rp 5.000.000.

Metode Grease Trap ini memiliki tiga ruang utama, ruang pertama berisi cairan mikroorganisme yaitu Efektive Mikroorganisme 4 yang berfungsi untuk menguraikan limbah otak-otak dengan bantuan mikrooganisme agar limbah menjadi lebih jernih. Ruang kedua berisi pasir yang berfungsi untuk menyaring air yang masuk dari ruang pertama. Ruang terakhir berisi ijuk yang berfungsi untuk menyaring air agar air yang dikeluarkan sudah jernih dan bisa langsung dialirkan ke selokan. Selanjutnya, endapan limbah otak-otak yang berada di ruang pertama dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dengan cara mencampurkannya dengan Efektive Mikroorganisme 4. Proses penguraian endapan limbah ini memerlukan waktu sekitar dua minggu dengan bantuan Efektive Mikroorganisme 4.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline