Lihat ke Halaman Asli

Leya Cattleya

TERVERIFIKASI

PEJALAN

Percayai dan Cintai Generasi Muda, Seperti Kau Percayai dan Cintai Anakmu

Diperbarui: 26 September 2019   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demo Mahasiswa (Foto Antara)

AHLAN WA SAHLAN GENERASI BUNGA

Saya mencermati demo mahasiswa kemarin. Menarik. Sporadis, spartan, tidak terfokus pada isu tunggal. Saya tidak tahu persis, berapa persen mahasiswa yang berangkat untuk memprotes revisi UU KPK, berapa persen yang menyoal RUU KUHP, berapa persen yang konsen dengan RUU Pertanahan, RUU Minerba, dan RUU Ketenagakerjaan? Campur aduk. Tumplek blek! Saya tidak tahu pasti, berasal dari mana energi yang menjebol pagar gedung parlemen itu? Pasal-pasal revisi yang mengamputasi kedigdayaan KPK atau pasal-pasar RUU KUHP yang mengintimidasi pelaku seks ilegal? ........ Wa ba’du, energi mahasiswa kemarin luar biasa. Tetapi para senior dan mantan aktivis jangan ge’er. Mereka berangkat, sebagian, bukan karena ideologi. Marx dan ideologi kiri tidak laku di kalangan mereka. Mereka bangkit, demonya jadi massif, karena ancaman terhadap perampasan kemerdekaan individu oleh negara. Dalam hal ini: SEKS. Mereka mungkin bukan pendukung free-sex. Tetapi, seperti Foucault, mereka tidak mau negara ikut campur dalam urusan kasur. Keberadaan generasi baru ini tidak bisa dianggap remeh. Mereka emoh dengan ideologi kiri, apalagi menjadi simpatisan HTI atau FPI. Mereka adalah klaster sendiri dalam konteks gerakan mahasiswa kemarin. Flower Generation. Generasi Bunga" 

(M Khalid Syeirazi)


Demonstrasi Mahasiswa yang Ada di Banyak Kota

Ada rasa haru dan sekaligus bangga melihat anak anak muda, mahasiswa mahasiswi di banyak kota berpartisipasi menyampaikan pikiran mereka di banyak kota.

Mahasiswa dan mahasiswi di Gejayan Yogya, juga mereka yang di depan kantor DPRRI, juga di Semarang dan beberapa kota lain.

Bahkan keponakan saya yang berkuliah di Fakultas Psikhologi UI turut serta, dengan doa dan pesan orang tuanya "Hati hati ya. Doa ibu menyertaimu".

Juga, salah satu keponakan saya yang berkuliah di Bali dan tidak mendapatkan kesempatan untuk berdemo menuliskan di IG story nya "Saya sangat berharap bisa mengikuti demo ini. Saya iri kepada kalian". Ia memasang foto demo di Jakarta yang diambil dari atas, menampakkan warna warni jaket almamater. 

Juga, rasa bangga muncul ketika di Program ILC yang bertajuk Kontroversi RKUHP pada Selasa malam, 25 September 2019, terdapat idola muda, ketua BEM sejumlah universitas ternama di Indonesia. Mereka adalah Ketua BEM UGM, M Atiatul Muqtadir, Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra, dan Ketua BEM ITB, Royyan A. Dzakiy.


Dengan gamblang mahasiswa mahasiswa itu menyampaikan pikiran mereka di hadapan wakil rakyat, Menkumham Yasonna Laoly, dan hadirin yang ada di studio serta penonton Indonesia. Mereka tenang ketika merespons pertanyaan serta menyanggah pernyataan Menkunham soal RKUHP.

Sedihnya, saya melihat respon petugas keamanan yang mewakili negara begitu represif dan sekaligus agresif. menyemprot air dan menembakkan tembakan air mata kepada mahasiswa dan mahasiswi yang melakukan dengan demonstrasi damai. Sangat menyayat hati. 

Mereka adalah anak anak kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline