Lihat ke Halaman Asli

Dendam Abu-abu

Diperbarui: 17 Agustus 2023   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dendam Abu-abu
Sumber gambar
https://pin.it/7wYpfgN

Hari mulai malam. Purnama sudah hadir menerangi pekat malam. Dari tadi Gunardi menunggu waktu yang tepat agar bisa membalaskan dendam kepada Yunarto. Dendam yang sudah berkarat bahkan hampir berubah warna menjadi tasik. Saat ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Bila tahun kemarin Gunardi menahan amarah sebab masih ada hubungan antara sanak saudara.

Tahun ini sudah tak ada urusan lagi, sebab Marni sudah bercerai dengan anaknya Yunarto yang bernama Wardiman. Wardiman selalu ringan tangan terhadap istrinya putri dari Gunardi. Gunardi selama ini bersabar. Tapi tahun ini dendam kesumat itu bisa berbayar. Perlahan-lahan Gunardi mengeluarkan jurus pamungkas untuk membantai keluarga Yunarto.

Gunardi mengeluarkan jurus yang tidak bisa ditebak mantan menantunya. Perlahan-lahan tapi pasti. Wardiman akan mengalami kesengsaraan. Memang balas dendam itu tiada artinya. Namun bila dibiarkan Yunarto dan anaknya akan semakin merajalela. Dan banyak korban yang berjatuhan. Memang buah tak jauh dari pohonnya.

Gunardi bersikap seolah-olah masih bisa memaafkan mantan menantunya. Gelap gulita hanya diterangi purnama. Wardiman menerima undangan mantan mertuanya. Berharap Wardiman bisa rujuk lagi dengan Marni. Selain Marni cantik ternyata punya warisan yang lumayan. Ada penyesalan di hati Wardiman. Namun nasi sudah menjadi bubur. Dengan memasang wajah penyesalan berharap mantan mertuanya mau memaafkan. Sehingga Wardiman menerima undangan dari mantan mertuanya.

"Wardi tahu apa maksud undanganku ini." Ujar Gunardi sambil tersenyum penuh arti. Dibalik senyumannya menyimpan dendam membara. Ingin rasanya memelintir Wardiman menjadi keripik biar mudah hancur sekalian. Sekali injak sudah jadi remeh.

"Tidak Ayah," Wardiman masih menunjukkan wajah dikasihani.

"Jangan panggil aku Ayah! Semenjak kau bercerai dengan putriku, hubungan kita sudah putus. Jangan harap apa-apa dari hubunganmu selama ini. Jika kau masih menggangu Marni, hidupmu tak bakal tenang. Bahkan Ayahmu juga bertanggung jawab akan hal ini.

"Ampun Ayah, Wardiman menyesal atas semua yang terjadi. Wardiman memasang wajah yang sangat menyesal. Tolong Papa jangan dilibatkan! Ampun Ayah. Wardiman merasa sangat berdosa atas segala perbuatannya terhadap Marni. Hanya saja saat menjadi suami Marni, Wardiman merasa seperti punya kuasa. Entahlah pada saat itu bawaannya ingin terus menyakiti hati Marni. Bahkan raganya pun tak luput dari gamparan tangannya.

"Penyesalanmu terlambat Wardiman. Anggap saja selama ini kita tidak punya hubungan. Lupakanlah semuanya. Jika kamu coba-coba mendekati Marni lagi, ingat seluruh keluargamu pasti sengsara. Gunardi mencoba melunakkan hati agar rasa dendam itu berkurang. Biarlah Tuhan yang menghukum Wardiman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline