Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Dilema tentang Jas Hujan

Diperbarui: 11 Maret 2018   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Selalu ada rasa was-was ketika melewati rute panjang ini.Rute menuju sekolah dan sebaliknya. Paling terasa was-wasnya ketika pulang dari sekolah. Perasaan ingin cepat sampai dirumah sebab beberapa malam meninggalkan rumah dan anak istri. Ya demi sebuah tugas negara.

Rasa was-was yang mendera ketika musim hujan mulai mengguyur.Naik kendaraan roda dua terasa riskan akan kehujanan. Walau mantel atau jas hujan selalu stand by tetapi tetap terasa berbeda ketika harus berkendara memakai jas hujan dalam guyuran air di tengah hutan.

Terasa lagi was-wasnya ketika lupa membawa jas hujan dan bersamaan itu hujan mengguyur di antara perkampungan yang satu yang di antarai hutan. Alamak kemana akan berteduh?. Pernah beberapa kali basah kuyup karena tak disangka hujan tiba-tiba saja menyergap. Terperangkaplah awak di tengah hutan.Nasi telah jadi bubur. Maka hantam saja melaju terus ke rumah.

Maunya sih kalau bertugas di tempat jauh mestinya naik roda empat. Jadi tak ada hambatan berarti kalau hujan. Cuma keinginan itu masih berupa angan-angan. Maunya punya mobil sih namun dananya belum cukup. Boro-boro beli roda empat. Roda dua saja sudah butut. Lebih dari pada itu semua, mencukupkan JJM setiap awal semester saja cukup menguras pikiran. Untuk jadi guru sejahtera masih panjang perjuangan. Jadi lupakan dulu masalah kendaraan semisal  Honda JAZZ Lebih baik sisipkan gaji untuk beli JAS Hujan baru di musim hujan kali ini.Kecuali awak nak pindah tugas!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline