Lihat ke Halaman Asli

Lativani Rahmania

085791601345 (chat only)

Fungsi dan Peran Bimbingan Konseling dalam Menjaga Fitrah Manusia

Diperbarui: 25 September 2018   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rodliyallahu 'anhu: Rasulullah SAW bersabda : Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini), melainkan ia berada dalam keadaan suci (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi.

Jika hadist tersebut dikaitkan dengan konteks pendidikan, pada dasarnya setiap siswa telah membawa potensi-potensi atau fitrah, kemudian bagaimana potensi  itu berkembang bergantung pada pendidikan selanjutnya. 

Jika mereka mendapatkan pendidikan yang baik, mereka akan menjadi baik. Sebaliknya, jika potensi-potensi tersebut tidak dipupuk dan diarahkan dengan baik, maka juga akan menjadi tidak baik.  Sementara yang terjadi, dari tahun ke tahun tugas guru bidang studi semakin banyak, beban dan tanggungjawab mengajar semakin berat. 

Hal ini mengakibatkan berkurangnya perhatian guru bidang studi pada siswa secara individual, terlebih ketika guru juga bekerja di tempat lain. Selain itu mayoritas orang tua pada zaman sekarang juga kurang memiliki waktu untuk memperhatikan anaknya karena mereka memusatkan perhatiannya pada karir (pemenuhan nafkah), karena hal tersebut siswa semakin jarang mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan keluhan-keluhannya, karena hal tersebut pula di sekolah siswa hanya melaksanakan transformasi ilmu dan teknologi tanpa diimbangi dengan aspek perkembangan pribadi, humanistik dan lain-lainnya. 

Keadaan demikian apabila dibiarkan berkelanjutan akan mengganggu perkembangan siswa, terutama dari sisi mentalnya. Oleh karena itu, hendaknya sekolah memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Mengapa harus bimbingan dan konseling?

Bagaimana sebenarnya konsep dasar bimbingan konseling ? apakah peran serta tujuan dari  kegiatan tersebut?

Suatu kisah, pada sebuah rapat guru di salah satu sekolah, hampir semua guru bersepakat untuk mengeluarkan seorang siswa bernama Rian karena dianggap tidak layak belajar di sekolah normal, menurut mereka Rian lebih layak belajar di Sekolah Luar Biasa. Kecuali seorang guru BK bernama Pak Sofyan. 

Beliau mengajukan diri untuk bertanggungjawab menangani Rian asalkan dia tidak dikeluarkan. Kemudian Rian mendapat konseling individu, dari konseling individu itulah pada akhirnya Pak Sofyan mengetahui masalah-masalahnya. Kemudian Pak Sofyan mengkonfirmasi beberapa hal pada pihak keluarga, sekaligus menawarkan psikotes untuk mengetahui tingkat kecerdasan Rian. 

Keluarganyapun setuju. Lalu dia mengikuti tes. Setelah mengikuti tes, hasil tes menunjukkan bahwaRian mempunyai kecerdasan diatas rata-rata. Ini artinya tidak sesuai dengan dugaan kebanyakan guru dalam rapat. 

Apalagi setelah Rian terbukti mendapatkan nilai tertinggi saat Ujian Nasional dengan hasil kerja kerasnya sendiri, tanpa dukungan dari sekolah maupun teman-temannya. Dari cerita ini, kita bisa mengetahui salah satu contoh fungsi dan peranan dari sosok guru BK, yakni fungsi Advokasi, dimana seorang guru memberikan pembelaan terhadap hak atau kepentingan siswa yang kurang mendapat perhatian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline