Lihat ke Halaman Asli

Batak Nauli "Pustaha Batak Dimana"

Diperbarui: 12 Januari 2019   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ket. Gambar: Pustaha laklak Batak di Kota Medan musem negeri Provinsi Sumatera Utara (dokpri)

"Bagian II "
Secara fisik, pustaha terdiri dari lampak (sampul) dan laklak (kulit kayu sebagai media penulisan). 
[1] Sampul buku ini sering dihiasi dengan motif Ilik , seekor kadal yang melambangkan dewa Boraspati ni Tano.

Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang tertulis di dalam pustaha dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu ilmu yang menyambung hidup, ilmu yang menghancurkan hidup dan ilmu nujum. Pustaha digunakan oleh seorang datu atau seorang murid yang belajar untuk menjadi seorang datu. Pustaha biasa dibuat dari kayu atau kulit kayu pohon alim ( Aquilaria malaccensis) yang dikupas. 

Panjang kulit kayu bisa mencapai 7 meter dan lebar 60 cm. [1] Meski demikian, sebuah pustaha yang disimpan di perpustakaan Universitas Leiden memiliki panjang hingga 15 meter lebih. [1] Selain dari kulit kayu, terdapat juga pustaha yang dibuat dari bambu atau bahan lainnya.

Untuk Pustaha Batak sendiri selain berada di luar negeri, museum di Indonesia juga ada di beberap kota besar salah satunya kota Medan Sumatera Utaral.

Beberapa koleksi di Galeri Kebudayaan Sumatera Utara Kuno selain arca singa dari Candi Bahal adalah Patung Pangulubalang (penjaga kampung), Patung Mejan dari Pakpak-Dairi (lambang kendaraan nenek moyang); replika kubur batu/sarkofagus Ompu Soribuntu Sidabutar, Tomok, Pulau Samosir; dan peti mati Nias dengan ukiran laki-laki berjenggot, memakai kalung, mahkota, dalam posisi tidur; serta pustaha laklak.

BERSAMBUNG... (III) 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline