Lihat ke Halaman Asli

Sosial Melalui Bermain

Diperbarui: 19 Maret 2017   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Artikel kali ini saya akan membahas tentang sosial melalui kegiatan bermain. Karena dunia anak usia dini adalah dunia bermain. Dapat dikatakan bahwa bermain adalah pekerjaan mereka. Melalui bermain orangtua memiliki banyak peluang untuk mengajarkan beberapa hal yang ingin ditingkatkan pada berbagai aspek perkembangan anak, termasuk pada aspek pekembangan sosial dan emosional.

Bermain memiliki makna tersendiri bagi si anak. Bermain memiliki makna sebagai sarana mensosialisasikan diri anak. Ini berarti kegiatan bermain dapat digunakan sebagai sarana bagi anak untuk membawanya ke alam masyarakat. Dengan bermain anak menjadi anggota suatu masyarakat. Mengenal dan menghargai masyarakat. Sudah tentu hal itu akan sangat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak. Jadi dapatlah dikatakan optimalisasi perkembangan sosial dan emosional anak usia dini dapaat di lakukan melalui bermain.

Pada kegiatan bermain sosial, mau atau tidak mau kondisi permainan menuntun anak untuk berkomunikasi dengan anak lain atau dengan teman maupun keluarga terdekat. Ada empat manfaat yang dapat diperoleh anak dari kegiatan bermain sosial, yaitu;

1. Bermain sosial membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasian dan menyelesaikan masalah.

  Anak yang sedang bermain pastinya akan berpikir mengenai apa yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan bermain mereka. Anak yang bermain kemah-kemahan misalnya mereka berpikir bagaimana caranya agar bisa mendirikan tenda dengan berbagai cara agar mereka bisa mendirikan tenda dengan berbagai peralatan yang telah disediakan.

2. Bermain sosial meningkatkan kopetensi sosial anak dalam interaksi sosial dengan teman sebaya, orang dewasa, dan memecahkan masalah. Kerja sama juga dapat mengembangkan sosial anak karena kerjasama adalah suatu interaksi saling membantu berbagai dan pola bergilir. Kemudian peduli terhadap sesama karena bisa saling memahami dan menerima perbedaan individu dan memahami masalah multibudaya.

3. Bermain sosial juga membantu perkembangan emosi yang sehat dengan cara menawarkan kesembuhan dari sakit dan kesedihan. Maka dari itu dengan bermain sosial, anak dapat belajar menyerap, mengekspresiakn dan menguasai peran mereka secara baik.

4. Bermain sosial membantu anak mengenali diri mereka sendiri. Bermain memberikan kesempatan pada anak-anak menjadi diri sendiri dan mengenal diri mereka sendiri untuk membentuk desain kehidupan yang baik.

Sementara ini bermain ada 2 jenis kegiatan yaitu bermain asosiatif dan kooperatif. Yang di maksud denga bermain asosiatif itu seperti apa dan bagaimana ?. Bermain assosiatif adalah kegiatan bermain yang ditandai dengan adanya komunikasi dan interaksi yang terjadi antara anak yang sedang bermain. Bentuk komunikasinya biasamya dilakukan dalam bentuk saling meminjami mainan atar teman dan saling memberi komentar terhadal aktivitas temannya. 

Naaah bagaimana anak memberi komentar. masak iya sih anak kecil ngasih komentar temannya . Nah komenter yang diberikan adalah mencerminkan sejauh mana perkembangan sosial dan emosi si anak. Sedangkan bagai mana dengan bermain kooperatif ?. Kegiatan ini akan melibatkan anak didalam permainan bersama temannya yang ditandai dengan kerja sama. Terjadi pembagian tugas atau pembagian peran untuk mencapai suatu tujuan dalam kegiatan bermain. Contohnya sama yang sudah saya jelaskam diatas  yang bermain sosial membantu anak mengembangakan kemampuan mengorganisasi dan menyelesaika  masalah. 

Maka dari itu janganlah melarang anak untuk bermain karena dengan bermain terselubung banyak manfaat bagi pertumbuhan si kecil. Dan jang bosam-bosan untuk emembaca artikel saya, semoga bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline