Lihat ke Halaman Asli

Apakah Psikologi Gestal dan Bagaimana Teori Gestalt Menjelaskan Presepsinya?

Diperbarui: 7 April 2016   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Organisasi pola (pattern organization), bagi para psikolog gestalt yang libatkan kerjasama seluruh stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi. Dan juga ada beberapa hukun gestalt yang meliputi, sebagai contoh, hukum keterdekatan (low of proximity), hukum kesamaan (low of similarity), hukum penutupan (low of closure), hukum kesamaan (low of symmetry), hukum kontinuitas (low of continuity), dan hukum nasib bersama (low of common fate). 

Bila setiap dua titik yang berdampingan kita tambahkan jarak extra dengan dua deret titik disampingnya dan dibawahnya, kita akan melihat empat buah pola titik yang masing-masing pola terdiri dari dua titik, akibat adanya hukum keterdekatan (low of proximity) antara dua titik saling berdekatan. Jika kita mengubah pola titik-titik tersebut, kita sekarang melihat dua baris titik-titik, karena pengaruh hukum kesamaan (low of similarity). Beberapa pola stimuli tampaknya di persepsi dengan cara yang sam oleh sebagian besar orang. Dan sebagian besar orang akan mengenalinya dan menjulukinya sebagai suatu bujursangkar. Fenomena ini biasanya disebut dengan hukum nasib bersama (low of common fate) berisikan gagasan bahwa objek-objek yang menghadap, menuju, atau bergerak ke arah yang sama pastilah tergabung dalam kelompok yang sama sehingga dipersepsikan sebagai satu kelompok.


Ada pun juga pemrosesan bottom-up dan pemrosesan top-down. Pemrosesan bottom-up (bottom-up processing),yaitu teori yangmengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi terhadap bagian-bagian spesifik dari suatu pola, yang menjadi landasan bagi pengenalan pola secara keseluruhan. Sedangkan pemrosesan top-down (top-down processing) yaitu teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengenai identitas suatu pola, yang di ikuti oleh pengenalan terhadap bagian-bagian pola tersebut, berdasarkan asumsi yang sebelumnya telah dibuat.


Kemudian ada juga pencocoka template adalah sebuah teori mula-mula tentang cara otak mengenali pola dan objek, Maka dari itu disebut dengan pencocokan template (template matching). Sebuah template, dalam konteks pengenalan pola pada manusia, merujuk pada suatu konstruk internal yang, ketika disesuaikan atau dicocokan dengan stimuli sensorik akan menyebabkan terjadinya pengenalan terhadap objek.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline