Lihat ke Halaman Asli

Kusworo

Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Ketika Laut Baltik Berguncang: Kisah dari Oslo ke Copenhagen

Diperbarui: 2 September 2025   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ferry DFDS Cruise,from Oslo to Copenhagen | Dokumentasi DFDS.com

Perjalanan dengan DFDS Cruise yang awalnya dijanjikan penuh kenyamanan justru berubah jadi ujian keberanian di Laut Baltik. Malam yang semestinya dirayakan dengan dinner elegan, minuman segar, dan aroma masakan hangat perlahan retak oleh hantaman ombak. Dari jendela restoran, gelombang mengguncang buritan, membuat kursi bergetar, piring beradu, dan perut terombang-ambing. Sebagian penumpang mulai kehilangan keseimbangan, wajah pucat, langkah terhuyung, hingga akhirnya memilih mundur dari meja makan. Petugas bergerak cepat, menenangkan suasana dan memberi pertolongan sederhana. Malam itu, pesta bubar sebelum waktunya---semua kembali ke kamar, menunggu fajar datang bersama laut yang kembali jinak.

Dari Oslo (Norwegia) Menuju Copenhagen (Denmark)

Radisson Blu Hotel, Alna Oslo menjadi rumah kami. Lelah perjalanan seakan sirna oleh kenyamanan fasilitas hotel yang memanjakan, memberi jeda sebelum melanjutkan langkah berikutnya.

Sebagai ibu kota Norwegia, Oslo menghadirkan wajah modernitas yang berpadu dengan alam liar di sekelilingnya. Fjord yang membingkai kota, hutan pinus yang menghampar, dan udara yang selalu terasa jernih. Semua itu membentuk wajah khas Skandinavia: bersih, tenang, namun penuh energi kreatif.

Di jalan-jalan kota, seni dan sejarah saling bersahut. Vigeland Park dengan patung-patung monumental dan Oslo Opera House yang futuristis menjadi ikon kreativitas, sementara di tepi fjord, Akershus Fortress berdiri kokoh, saksi bisu berabad-abad pertahanan kerajaan. Dari lorong berbatu hingga menara yang menghadap laut, benteng itu seakan menyimpan gema masa lalu yang kini hanya menuturkan kisah.

Tak jauh dari sana, Viking Ship Museum membawa kami lebih jauh ke akar sejarah bangsa ini. Tiga kapal kayu asli para penjelajah Viking yang legendaris terbaring utuh, seakan baru saja kembali dari samudera yang jauh. Ukiran halus, sisa layar, dan artefak penguburan memberi napas pada mitos, menjadikannya kisah nyata tentang keberanian manusia.

Lalu di ujung Karl Johans Gate, The Royal Palace berdiri anggun dengan taman luas yang meneduhkan. Istana ini masih menjadi kediaman resmi keluarga kerajaan Norwegia, simbol tradisi yang tetap hidup di tengah kota modern.

Pergantian penjaga yang khidmat dan aula berhias kristal mengingatkan bahwa sejarah dan aristokrasi masih berdampingan dengan masyarakat yang egaliter.

Oslo memberi kami pelajaran tentang keteraturan yang tak kaku: rapi tapi tidak dingin, modern tapi tetap membumi. Namun, setelah makan siang di Golden Mountain Restaurant, kami harus meninggalkan kota yang menawan ini.

Dengan diantar sopir bus yang ramah, perjalanan pun berlanjut menuju DFDS Pearl Seaways. Ferry megah yang akan membawa kami menyeberangi Laut Baltik menuju Copenhagen, Denmark, di mana sebuah drama tak terduga menanti.

Oslo Opera House Yang Ikonok | Dok. Pribadi

Drama Tak Terduga di Laut Baltik

Kemewahan yang Tenang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline