Lihat ke Halaman Asli

Hijrah Fashion : Saat Aurat Jadi Identitas Diri

Diperbarui: 10 Oktober 2025   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pespama Universitas 'Aisyiah Yogyakarta gelombang 3 yang dilaksanakan pada tanggal 5-11 Oktober 2025 di Asrama Unisa di sesi kali ini akan memaparkan sedikit artikel tentang batasan aurat dan implikasinya dalam akhlak berpakaian.  Di tengah maraknya fashion saat ini hingga cara berpakaian atau fashion di jadikan ajang untuk memperlihatkan jati diri sesesorang. 

Dalam ajaran Islam, menutup aurat merupakan perintah Allah yang jelas. Bagi laki-laki, aurat adalah dari pusar hingga lutut, sementara bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Namun, makna menutup aurat kini semakin luas. Ia bukan sekadar soal pakaian yang panjang atau longgar, tetapi juga kesadaran untuk menjaga kehormatan, sopan santun, dan jati diri sebagai umat Islam.

Menutup aurat bukan hanya tanda ketaatan, tapi juga bentuk dakwah tanpa kata. Saat seseorang tampil sopan, santun, dan percaya diri dengan pakaian syar'inya, ia sedang menunjukkan nilai Islam yang indah kepada orang lain.
Hijrah fashion mengajarkan bahwa iman dan penampilan bisa berjalan seiring. Aurat bukan lagi sekadar kewajiban, tetapi menjadi identitas yang menunjukkan siapa kita sebenarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia fashion Muslim mengalami perubahan besar. Tren "hijrah fashion" kini tidak hanya menjadi simbol perubahan gaya berpakaian, tetapi juga mencerminkan perubahan hati dan cara pandang seseorang terhadap ajaran Islam. Menutup aurat bukan lagi dianggap sebagai batasan, melainkan identitas diri dan bentuk kebanggaan sebagai Muslim dan Muslimah.

Di era digital, ekspresi diri sering muncul lewat media sosial. Banyak yang berlomba-lomba menampilkan gaya terbaiknya, kadang tanpa sadar melupakan batasan aurat dan niat berpakaian.
Tren hijrah fashion mengingatkan kita bahwa berpakaian bukan hanya untuk dilihat manusia, tapi juga wujud ketaatan kepada Allah. Saat seseorang benar-benar memahami makna aurat, ia akan berhati-hati dalam memilih pakaian, bahkan dalam apa yang ia unggah ke dunia maya.

Dulu, berpakaian syar'i sering dianggap kuno atau tidak stylish. Tapi sekarang, banyak desainer dan influencer Muslim yang berhasil memadukan nilai-nilai syariat dengan tren modern.
Istilah modest fashion atau hijrah fashion menjadi simbol bahwa berpakaian sesuai tuntunan agama bisa tetap keren, elegan, dan penuh makna. Busana longgar, warna lembut, serta aksesori yang sederhana kini menjadi gaya hidup yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga menenangkan hati.

Hijrah fashion bukan sekadar tren, tapi gerakan menuju kebaikan. Di balik setiap pilihan pakaian yang menutup aurat, ada niat untuk lebih dekat dengan Allah, menjaga diri, dan menebarkan inspirasi.
Menutup aurat bukan membatasi kebebasan, tapi justru membebaskan diri dari pandangan yang salah dan membentuk kepribadian yang beriman, elegan, dan berharga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline